Di suatu siang yang cerah, ada sekumpulan anak cowok yang sedang ngobrol sambil main basket dilapangan indoor sekolah. Mereka semua sedang bolos dari pelajaran. Sebenarnya mereka murid-murid yang berprestasi. Tapi, karena kecerdasan otak mereka yang terlalu tinggi jadi gak perlu sering-sering masuk kelas. Mereka juga membentuk band yang sudah sangat terkenal dinegeri ini.
“ aaahhh, aku capek banget.” Kata kyu jong pergi kepinggir lapangan.
“ eh jung min, kita beli es kelapa yok dikantin.” Kata kyu jong ngajakin jung min yang sedang jalan mendekat.
“eh, aku titip.” Teriak saeng.
“gak mau, kalo kamu kan titip. Maunya gratisan.” Kata jung min. disusul tawa teman-temannya.
“inikan bulan puasa. Mana mungkin mak kantin jualan. Nanti kita ketahuan lagi gak puasa. Mau ditaruh mana mukaku yang ganteng ini.” Kata Hyung joon mengingatkan teman-temannya.
“seharusnya kita tadi gak usah main basket. Hauskan jadinya.” Kata kyu jong dengan nada sedih.
“iya, mendingan main monopoli aja.” Kata saeng.
“monopoli, gundulmu. Kita mana punya monopoli.” Kta jung min.
“ini kan tadi gara-gara si saeng. Ngajak kita bolos. Kalo tau gini aku gak ikutan tadi. mana pak olga guru matematikaku galak banget lagi. ” Kata hyung joon nyalahin saeng.
“saeng nih kalo males belajar. Dia mesti ngajakin kita bolos. Ni emang saeng gara-garanya,” kata kyu jong.
“heh, wis to, cah. Saeng arep nangis ki lo. Disalah-salahke. Wis to, saeng. Koe ki rasah ngangis. Iso batal posomu.” Kata hyun jung menengahi.
Aku adalah Go Mi Nyu, bukan Go Mi Nam. Aku sudah tidak menyamar sebagai kakakku lagi. Sekarang aku telah kembali ke kehidupanku yang normal sebagai seorang wanita.
Kakakku, Go Mi Nam, sekarang telah resmi menjadi anggota A.N.JELL yang asli. Dia telah sembuh dari penyakit kerusakan katup jantungnya berkat pengobatan dari dokter-dokter hebat di Amerika. Sekarang dia juga sudah tinggal diasrama A.N.JELL bersama Kak Tae Kyung, Jeremy, dan Kak Shin Woo.
Bicara tentang Kak Tae Kyung, dia masih saja agak galak padaku. Dilarang menyentuhnya secara tiba-tiba dan memindahkan barang-barangnya tanpa izin. Masih menjadi aturan mutlak yang tak bisa dilanggar. Yang paling penting, aku sudah tidak lagi menekan hidungku saat bersamanya.
Sementara Jeremy, dia orang yang paling menentang aku keluar dari asrama. Dia bersikeras ingin tinggal denganku diapartemen yang baru saja kubeli. Tapi, akhirnya dia menyerah juga setelah aku mengancam takkan mau lagi bicara dan memandikkan jolie bersamanya.
Yang terakhir adalah Kak Shin Woo. Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja aku merasakan listrik yang superdahsyat dari dalam diriku jika bersamanya. Lututku rasanya lemas jika aku melihat dia tersenyum kearahku. Dia juga tidak pernah lagi mengusap kepalaku layaknya seorang kakak. Tapi, dia selalu mencoba untuk mengusap pipiku. Semakin dia sering mencoba, semakin sering aku menghindar. Bukannya tidak mau. Tapi coba bayangkan saja jika hanya dengan berdekatan dengannya saja aku bisa kesetrum, bagaimana jika sampai dia menyentuh wajahku. Belum apa-apa aku sudah merasa seperti kebakaran hebat. Saking bahagianya. Luarbiasa.
Tapi, dia benar-benar tak pernah menyerah. Gencar sekali menempel denganku. Setiap ada kesempatan ada saja kelakuannya yang membuatku kelimpungan menampung perhatian dan kasih sayangnya. Oh ya, sudah sebualan artikel tentang kami beredar di masyarakat. Tepat dimalam, sebelum artikel itu menyebar. Kak Shin Woo memintaku lagi untuk menjadi kekasihnya. Bukannya menjawab ‘ya’ dengan mantap. Aku malah mengangis tersedu-sedu sambil memegangi lututku. Bagaimana tidak. Coba tebak dimana dia mengatakan lagi cintanya padaku. Masih ingat dimana Kak Shin Woo pertama kali memintaku untuk sedikit demi sedikit mencintainya. Ya. Dibandara. Mala itupun sama, dia mengungkapkan lagi cintanya padaku dibandara. Tepat dibangku panjang yang dulu kami duduki. Rasanya seluruh anggota tubuhku seperti ikut mengangis saking bahagiannya. Aku tidak bisa mengungkapkannya secara tepat. Rasanya seperti. Seperti bertahun-tahun kau tersesat. Tak pernah tahu jalan pulang. Tiba-tiba saja ada cahaya yang menuntunmu kembali kerumah. Seperti itulah Kak Shin Woo bagiku. Benar-benar seperti rumah. Bila bersamanya aku bisa menjadi diriku sendiri. Tak perlu khawatir tidak diterima.
Beberapa jam setelah artikel kami diterbitkan banyak sekali berita di televise yang menayangkan kisah kami. Semua anggota A.N.JELL termasuk Yoo He Yi dibuat repot. Oh ya, sepertinya aku belum menceritakan tentang dia. Kalau menurutku, dia adalah gadis yang benar-benar beruntung. Setelah dia masuk rumah sakit karena mendengar hubunganku dengan Kak Tae Kyung dulu. Aku juga tidak tahu apa yang bisa mengubah cara pandang Kak Tae Kyung. Nasihat dari Kak Shin Woo kah atau karena Jeremy marah-marah padanya. Tapi yang pasti, setelah kejadian itu Kak Tae Kyung memutuskan untuk memulai lagi hubungannya dari awal bersama Yoo He Yi. Kami semua. Aku, Kak Shin Woo, Jeremy, Manajer Ma, dan Nona Wang menyaksikan sendiri bagaimana Yoo He Yi yang hamper gila karena ditinggal Kak Te Kyung berubah total menjadi peri negeri sesungguhnya. Benar-benar kekuatan cinta.
***************
Sekarang aku sedang menghadapi banyak sekali wartawan didepanku bersama Yoo He Yi. Kak Shin Woo tidak mengizinkan aku diwawancara seorang diri. Makanya, kami sepakat He Yi yang akan menemaniku. Karma pasti akan ada pertanyaan mereka yang bisa saja memojokkan dan berakibat buruk. Untuk itulah ada Yoo He Yi, mengantisipasi semua kemungkinan dalam menghadapi wartawan. Semua anggota A.N.JELL, Manjaer Ma, dan Nona Wang sedang sibuk mempersiapkan konser perdana album ke-6 hari ini. Jadi tak ada seoangpun diantara mereka yang bisa menemaniku. Wartawan-wartawan ini tidak ada hentina membidikkan kameranya padaku dan Yoo He Yi. Belum apa-apa aku sudah measa sangat lelah. Unutung saja penyamaranku dulu sebagai Kak Mi nam tida pernah ketahuan. Aku tidak bis abayangkan kalau para wartawan bisa mencium hal itu. Bagaimana mereka akan mengejar dan memojokkanku dengan berita-berita mereka. Ini semua berkat penyangkalan Yoo He Yi pada wartawan kim dulu. Dia benar-benar cerdas menghadapi wartawan macam itu.
Sekitar satu jam akhirnya wawancara melelahkan itu selesai juga. Aku bisa dengan tenang menyaksikan konser launching album ke-6 A.N.JELL. setelah konser selesai pun Kak Shin Woo dan yang lainnya harus menghadapi wartawan. Aku menunggu mereka diruang make-up. Katanya akan ada pesta diasrama yang secara resmi digelar sendiri oleh Jeremy. Tanpa bantuan Kak Shin Woo atau larangan Kak Tae Kyung. Dia semangat sekali menyiapkan pesta peluncuran album ke-6 kali ini.
Aku mendengar suara mereka berempat berjalan kearah ruang tempat aku menunggu. Suara Jeremy yang paling berisik. Sepertinya dia sedang bercanda mengolok-olok Kak Tae Kyung. Seru sekali. Aku berdiri saat melihat mereka memasuki ruangan.
“Go Mi Nyu….” Tiba-tiba saja Jeremy berjalan cepat kearahku dengan posisi tangan terlentang yang siap memeluk. Aku menutup wajahku dengan kedua tangan. Tapi, tiba-tiba saja langkahnya terhenti.
“Eh.” Kata Kak Shin Woo sambil menarik jaket Jeremy. Untung saja. Aku membuka kedua telapak tangan. Hampir saja tadi.
“Maaf, Kak. Aku lupa.” Kata Jeremy dengan gaya memohon padaku dan Kak Shin Woo.
“Mi Nyu, ayo, kau harus ikut bersama kami. Aku akan mengadakan pesta dirumah.” Katanya antusias padaku. Sekarang dia berpaling kearah Kak Tae Kyung. “Kak, kau ajak Yoo He Yi sekalian.”
Kak Tae Kyung menunjukkan ekspresi kaget. “Kaukan yang mengadakan pesta. Kau saja yang mengajaknya.” Kak Tae Kyung melipat kedua tangannya didada. Jeremy mendekati Kak Tae Kyung. “Kakak, kau ini tidak mengerti juga ya.” Jeremy melotot kearah Kak Tae Kyung. Seperti bukan Kak Tae Kyung dia menyerah begitu saja. Mungkin malas bertengkar dengan Jeremy.
“Ya baiklah.”kata kak tae kyung yang kemudian berlalu meninggalkan kami semua.
“Mi nam, ayo kita ganti baju bersama.” Ajak Jeremy pada kak Mi Nam. Tinggallah aku berdua saja dengan kak Shin Woo. Aduh, bagaimana ini. Sudah sekian lama aku bersamanya, kenapa rasanya tetap tegang. Malah lebih tegang dari pada yang aku rasakan pada kak Tae Kyung dulu. Aduh, aku butuh air. Aku harus minum air. Bagaimana kalau aku pingsan. Aku butuh air. Kak Shin Woo semakin dekat ke arahku. Semakin dekat. Semakin dekat. Dekat. Bagaimana ini. Aduh. Bagaimana. Air. Air.
“kau butuh minum.” Kata kak Shin Woo menyerahkan sebotol air mineral didepan wajahku. Aku langsung menyambar dan meneguk isinya. Kak Shin Woo tersenyum melihatku. Aku semakin cepat menghabiskan isi botol.
“Kau tegang sekali ya.” Tanya kak Shin woo sambil menunduk di depan ku. “Tidak apa apa. Kau memang harus tegang. Pertahankan saja.” Katanya sambil menengadahkan tangan padaku.
“handphoneku.” Aku memang di minta untuk menyimpan handphonenya sebelum manggung. Aduh aku letakkan di mana tadi ya. Oh ya di dalam tas. Aku membongkar tas mencari handphone nya.
“Ini kak.” Aku menyerahkan padanya.
“kau benar benar sangat tegang ya. Sepertinya parah sekali, kau salah memberi handphone. Ini milikmu. Yang satunya milikku.” Aku menunduk memandang handphone yang ada ditanganku.
“Oh, ya salah.” Aku cepat-cepat memberikan yang satunya padanya.
“jika ka uterus tegang separah ini. Aku jadi serba salah. Baiklah, aku putuskan untuk mengaakmu berobat.” Dia pergi meninggalkanku untuk berganti pakaian. Apa yang dia bilang tadi. Dia akan mengajakku berobat. Memangnya perasaanku ini bisa diobati. Apa aku tidak salah dengar.
*******
Saat makan malam. Seperti biasa, Jeremy yang paling heboh. Kali ii pun sama, dia menyiapkan barbeque yang sangat lezat dan cerita-cerita lucu yang tak pernah habis.
“He Yi, kau belum pernahkan melihat Kak Tae Kyung melawak.” Kata Jeremy antusias. Kuperhatikan raut muka Kak Tae Kyung yang mulai berubah.
“Jeremy, jangan mulai lagi.” Kata Kak Tae Kyung memandang tajam kearah Jeremy.
Aku memperhatikan Kak Shin Woo disampingku. Dia seperti menahan tawa. Melihatnya seperti itu. Aku jadi malah tertawa. Sementara kak Tae Kyung langsung menatap tajam juga kearah kami berdua.
“aku punya kaset rekamannya setelah makan, aku akan menunjukkannnya padamu. Sisi lain dari Kak Tae Kyung pada Yoo He Yi. Oh, yak au juga belum pernah menontonnya kan, Mi Nam. Semuanya sudah kusiapkan.” Kata Jeremy benar-benar bersemangat tanpa menghiraukan sorot mata Kak Tae Kyung yang mengerikan.
“Wah, aku benar-benar tidak sabar melihatnya.” Kata Yoo He Yi sambil tersenyum pada Jeremy . kulihat Jeremy semakin bahagia.
“He Yi.” Kata Kak Tae yung.
“Sepertinya akan seru.” Kata Kak Mi Nam.
“memang seru, Kak.” Kataku
“Benar-benar seru.” Tamba Kak Shin Woo.
“Kau benar-bena ingin mati, Jeremy.” Kata Kak Tae Kyung dengan ekspresi iblis yang tak tertandingi.
Setelah makan Aku, He Yi, dan kak Mi Nam masuk kedalam rumah mengikuti Jeremy. Sepertinya Kak Tae Kyung tidak sadar kalau pertunjukkan akan dimulai. Sepertinya dia sedang ketoilet. Apa dia lupa kalau Jeremy sangat berbahaya. Oh ya, Dimana Kak Shin Woo. Bukankah dia tadi dibelakangku. Kenapa tidak ada. Aku menengok-nengok mencarinya.
“Kau mencariku?” Tanya Kak Shin Woo yang tiba-tiba muncul disampingku.
“Kakak…” aku kaget sekali.
“Ayo, ikut aku.” Kata Kak Shin Woo menarik tanganku. Dia membawaku keluar rumah dan menuju mobilnya yang diparkir rapi disamping motor Jeremy. Dia membukakan pintu mobil dan mempersilahkanku masuk. Kemudian menutupnya lagi. Setelah duduk di jok mobil. Aku merapikan rambutku yang sudah sebahu sekarang. Ini semua berkat Nona Wang, dia yang memberikanku obat penyubur rambut yang sangat mujarab. Dengan obat itu, rambutku pesat sekali pertumbuhannya. Sekarang aku benar-benar terlihat seperti seorang wanita, ditambah pria tampan berhati malaikat yang sibuk menyetir disampingku.
“Kau memandangiku terus.” Kata Kak Shin Woo. Aku lupa, dia kan sangat peka pada sekelilingnya. Tanpa sadar aku memandangnya terus dari tadi.
“Ah, tidak.” Kataku mengalihkan pandangan pada aspal jalan raya.
“Tidak apa. Aku senang dipandangi seperti itu.” Katanya sambil sesekali memandang kearahku.
“Akhirnya, hanya aku yang benar-benar terlihat jelas dimatamu. Aku sunguh menantikan hari-hari seperti ini.” Katanya sambil menghela nafas. Aku jadi teringat betapa sedihnya dia dulu. Saat aku bilang hanya Kak Tae Kyung yang bisa kulihat dengan jelas. Bahkan aku tega bicara seperti itu padanya. Membiarkan dia terluka seorang diri. Padahal, dia orang pertama yang sadar aku adalah seorang wanita. Dia orang pertama yang menerimaku di A.N.JELL. dia orang pertama yang selalu siap melindungiku meskipun aku telah berbohong padanya. Dia juga orang pertama yang menyadari aku menyukai Kak Tae Kyung. Dia orang pertama yang menyatakan cinta padaku. Bahkan dia menjadi orang pertama yang cintanya kutolak. Dia selalu menjadi orang pertama. Bahkan disaat aku tidak menyadari kehadirannya. Dia tetap jadi orang pertama.
“Mulai sekarang aku hanya akan memandang wajahmu, Kak. Tidak ada orang lain. Aku janji.” Suara siapa itu tadi. Aku. Apakah suaraku. Aku tidak percaya aku sanggup mengatakannya. Kata-kata tadi, apakah benar keluar dari mulutku. Aku benar-benar malu. Sangat malu.
Kak Shin Woo mengajakku ke sebuah tempat. Aku tidak tahu tempat seperti apa ini tepatnya. Tapi dari sini kami bisa melihat cahaya bintang-bintang dan jalan-jalan yang dipenuhi lampu-lampu mobil.
Kak Shin Woo duduk disampingku sambil memandangi jalanan. Wajahnya penuh dengan kelembutan. Rasa lelah, lega, dan senang terpancar jelas diwajahnya. Bila bersama orang ini, aku akan siap mengarungi hidup seberat apapun. Hanya dengan bersama orang ini, aku akan benar-benar bisa menghadapi kehidupan meski dalam kondisi tersulit sekalipun. Akhirnya, dia juga yang kupilih. Aku janji hanya akan memperhatikannya sampai akhir hayatku. Tidak akan kubiarkan ada lagi Kang Shin Woo yang sedih dan terluka. Hanya akan ada Kang Shin Woo yang bahagia setiap hari. Aku janji.
“Kau sudah melakukan banyak kesalahan padaku. Sudah sepantasnya kau mau berjanji.” Katanya dengan ekspresi datar setengah memaksa. Apakah sebaiknya kutolak saja. Berjanji dengan oranglain itu tidak mudah. Karena jika kita melanggarnya. Maka yang pernah mendengar pasti akan terluka.
“Baiklah, Kak.” Aku mengangguk dengan ragu. Kak Shin Woo kembali memandang kearah jalanan.
“Go Mi Nyu…”Kak Shin Woo menyebutkan namaku perlahan.
“Ya.” Jawabku.
“Apakah kau berjanji akan membuat Kang Shin Woo tersenyum setiaphari?”Tanya Kak Shin Woo seprti pendeta yang akan menikahkan mempelai pengantin.
“Ya. Aku akan membuat Kak Shin Woo tersenyum setiap hari.” Kulihat dia tersenyum setelah aku mengatakan hal itu.
“Jika kau berjanji maka angkat tanganmu seperti ini.” Kak Shin Woo mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ditangan kanan membentuk huruf ‘V’.
“oh, Baiklah.” Aku mengikuti bentuk tangannya. “Begini, Kan.”
“Bagus, Mi Nyu.” Katanya sambil menegakkan kedua jariku.
“Selanjutnya, Apakah kau berjanji akan merindukan Kang Shin Woo setiaphari?”
“Ya. Aku berjanji akan merindukan Kak Shin Woo setiaphari.” Kataku dengan lebih mantap. Tentu saja aku akan merindukannya. Mana mungkin tidak. Meskipun sudah bertemu, tetap saja rindu.
“Baiklah, ini yang terakhir. Apakah Nona Go Mi Nyu berjanji akan memeluk Tuan Kang Shin Woo setiaphari?”
Apa? Memeluk?
“Kak, bisakah perjanjiannya diubah sedikit. Bagaimana kalau jangan memeluk tapi memegang tangan saja?” kataku meminta kelonggaan. Mana mungkin aku sanggup memeluknya setiaphari. Bisa dibayangkan bagaimana tulang-tulang rusukku remuk semua karena terlalu tegang dan gugup. Kak Shin Woo terlihat sedang berpikir.
“Tidak mau.” Kak Shin Woo bersikeras tidak mau mengubah perjanjian.
“Sekarang memegang tangan saja dulu. Dua tahun lagi, aku akan berjanji seperti itu.” Kataku meyakinkannya.
“Lama sekali. Dua minggu lagi ?”
“Kakak itu terlalu cepat. Setengah tahun lagi?”
“Tidak. Satu bulan lagi?”
“Kaka, masih terlalu cepat. Lima bulan lagi?”
“Tidak Satu setengah bulan lagi?”
“Ya. Baiklah. Satu setengah bulan lagi. Aku janji.”
Lama kami berdua terdiam. Akumulai berpikir apa yang dia pikirkan. Apa sama seperti yang sedang ku pikirkan.
“Kakak, apakah aku boleh bertanya sesuatu?” Kataku padanya
Dia memandang kearah ku. Dan tersenyum.
“Tanyakan apa saja yang ingin kau tahu. Aku akan menjawabnya.”
Dia benar benar serius. Siap menyambut pertanyaanku.
“Aku sempat berpikir, setelah aku tidak ikut denganmu ke Busan dulu. Ku pikir kau tidak akan kembali. Tapi kau malah kembali dan bersikeras membuatku jatuh cinta padamu. Mengapa kau lakukan semua itu?” Tanyaku padanya. Kuperhatikan perubahan ekspresi di wajahnya.
“Aku juga sempat berpikir untuk tidak pulang. Tapi semakin aku berpikir, aku semakin sadar hanya dengan mencintaimu, aku bisa bertahan. Hanya itu yang kuinginkan. Bisa melihatmu meski kau tidak melihatku.” Jawabannya membuatku sadar betapa berharganya orang disampingku ini. Bagaimana mugkin sinarnya yang begitu terang, dulu tidak terlihat olehku.
“Kenapa kau tidak memberitahu orang-orang saat pertama kali kau tau, aku seorang wanita yang menyamar menjadi pria?”
“Tidak tahu. Aku hanya merasa harus mempertahankanmu di dekatku. Karena aku tahu kau sedang melindungi orang lain. Maka aku juga merasa harus melindungimu.”
“Kenapa kau tidak pernah terus terang padaku bahwa kau tahu siapa aku sebenarnya?”
“Kalau aku terus terang, aku takut kau akan pergi. Aku sering kali mau mengaku padamu. Tapi, selalu saja ada halangannya. Aku seperti di paksa harus mundur satu langkah.”
Sebenarnya ada satu pertanyaan yang benar-benar ingin ku tanyakan padanya tapi aku sendiri takut. Takut tak sanggup mendengar jawaban darinya.
“Kapan pertama kali, Kakak sadar benar-benar mencintaiku?” aku tak sanggup lagi memandang Kak Shin Woo. Aku mendengarnya menghela nafas. Pelan sekali. Tapi rasanya seperti mendobrak-dobrak pintu hatiku. Lama dia terdiam seperti mengumpulkan seluruh kekuatan yang dimilikinya.
“Aku sadar benar-benar mencintaimu. Saat melihat kau menangis demi Hwang Tae Kyung.”