Jumat, 05 November 2010

LuCkY GirLs in Lucky days

Di suatu siang yang cerah, ada sekumpulan anak cowok yang sedang ngobrol sambil main basket dilapangan indoor sekolah. Mereka semua sedang bolos dari pelajaran. Sebenarnya mereka murid-murid yang berprestasi. Tapi, karena kecerdasan otak mereka yang terlalu tinggi jadi gak perlu sering-sering masuk kelas. Mereka juga membentuk band yang sudah sangat terkenal dinegeri ini.

“tadi ada murid baru dikelasku. Lumayan cantik. Pindahan dari inggris. Tapi, sepertinya orang korea” Kata saeng pada teman-temanya. Mendengar kata ‘cantik’ yang lain langsung berhenti main basket dan membentuk lingkaran untuk mendengar cerita saeng tentang murid baru dikelasnya. Saeng memang gak satu kelas dengan yang lain. Meskipun mereka semua satu SMA. Tapi, hanya saeng yang tidak sekelas dengan yang lain. Hyung joon dan jung min satu kelas, kelas 3A. Kyu jong dan Hyun jung sekelas di 3B. sementara saeng masih kelas 2A. jadi dia yang paling muda diantara yang lain.
“siapa namanya?” Tanya jung min antusias.
“aku juga gak tahu. Dia tadi Tanya ruang kelas sama aku. Aku belum sempat masuk kelas, kalian mengajakku bolos.” Jelas saeng pada yang lain. Penonton kecewa.
“rambutnya panjang?” Tanya hyung joon.
“ya. Panjang hitam dan sedikit bergelombang.” Kata saeng dengan nada seperti orang terbius.


************

Dikelas 2A, semua murid cewek maupun cowok sibuk berkenalan dengan murid baru. Si murid baru sepertinya agak tidak nyaman didekati begitu banyak orang, tapi dia diam saja. Saeng masuk kedalam kelas setelah membolos di pelajaran ketiga. Ternyata murid baru itu tidak sengaja melihat kearah Saeng.
“dia itu Heo young Saeng. Salah satu anggota SS501. mereka sangat terkenal dikorea. Semua anggotanya bersekolah disini. Mereka hampir digilai semua murid. Guru-guru sayang sekali pada mereka. Karena mereka semua sangat pintar. Saeng selalu mendapat ranking satu dikelas. Tapi dia suka sekali membolos. Kau tidak usah dekat-dekat dengannya. Dia sombong sekali.” Kata murid lama yang bernama Han Sun Ki pada murid baru.
“oh Ya.” Jawab Si murid baru.
Ternyata Saeng duduk persis disebelah kanan murid baru. Si Murid baru terus memperhatikan saeng. Tanpa sepengetahuannya saeng juga diam-diam memperhatikkannya. Saeng tidak terlihat seperti orang sombong. Mungkin dia agak kaku. Tapi sama sekali tidak sombong sepertinya.

*************
Ini adalah hari keduaku disekolah baru. Rasanya canggung sekali, karena ini pertama kalinya aku merasakan bersekolah dinegeriku sendiri. Korea. Aku memang sejak umur tiga tahun harus pindah ke inggris mengikuti orang tuaku yang ditugaskan di London. Tapi itu bukan berarti aku melupakan korea. Bagaimanapun tinggal dan bersekolah dikorea adalah cita-citaku sejak pertama masuk SD di inggris. Terkadang hanya sedikit masalah bahasa saja yang membuatku kesulitan. Aku memang bisa bahasa korea, tapi tidak bisa dibilang fasih. Mungkin butuh waktu 3-4 bulan lagi.

Hari ini pelajaran pertamanya adalah olahraga. Pelajaran yang paling tidak kusukai. Aku sering sekali jatuh saat pelajaran olahraga. Kami memasuki lapangan. Pak guru menjelaskan kalau kami harus membentuk beberapa regu untuk bertanding basket. Regu pertama adalah regu putra. Itu kan siapa namanya. Kalau tidak salah. Heo young saeng. Hebat sekali dia bermain basket. Dia yang paling menonjol dari yang lain. Kenapa bola basket terlihat begitu akrab ditangannya. Tak ada kesulitan sama sekali sepertinya. Tiba-tiba sesuatu bulat berwarna merah mengahantam kepalaku. BRAAk!



*********

Aduh kepalaku pusing sekali. Apakah tadi sebuah bola. aku menyentuh jidatku. Aahhh. Benar. Pasti sebuah bola. Bola basket. Sakit sekali rasanya. Aku dimana ini. Rumah sakit. Apa rumah sakit. Aduh aku paling benci dirumah sakit.
“kau di klinik sekolah.” Aku berusaha menajamkan penglihatan. Siapa ini disampingku. Aku belum pernah mendengar suaranya. Aku terus berusaha menajamkan penglihatan. Sudah mulai jelas. Mulai jelas. Aku mencoba melihat lagi orang disampingku.
“heo young saeng.” Kataku agak terbata-bata. Aku masih agak asing dengan nama itu.
“kau tadi terkena bola saat pertandingan. Sampai pingsan. Makanya aku menggendongmu kemari.” Katanya menjelaskan.
Aku masih berusaha menata hatiku. Kenapa harus dia yang mengantarku. Aku harus kembali kekelas.
“aku mau masuk kelas.” Kataku padanya.
“percuma kelas sudah bubar. Semuanya sudah pulang sejak 15 menit yang lalu.” Sudah pulang. Memangnya berapa lama aku pingsan. pasti lama sekali.
Tiba-tiba saja aku mendengar suara orang berlarian. Ramai sekali. Menuju kearah klinik ini.
“saeng, saeng, kau tidak apa-apa?” Tanya seorang pria yang berlari-lari kearah saeng.
“kau sakit?” Tanya yang lain.
“Tempat bolosmu sekarang diklinik?” Tanya yang lain lagi. Dengan sinting.
“kau kerja sambilan diklinik sekolah?” hah, yang ini tambah ngaco lagi. “aku baru tahu, kalau boleh kerja sambilan diklinik sekolah.” Wajahnya sih tampan. Tapi isi otaknya seperti itu. Belakangan aku tahu, kalau nama cowok sinting ini adalah Park Jung Min.
“bukan aku yang sakit. Tapi, dia.” Kata saeng menunjuk kearahku. Keempat cowok ganteng plus sinting ini menatap kearahku. Dilihati seperti itu membuatku semakin pusing. Selesai melihatku, mereka berempat memandang saeng dengan tatapan yang seolah berkata ‘siapa dia, pacar barumu?’. Saeng benar-benar tanggap.
“dia murid baru dikelasku. Aku melempar bola dan mengenai jidatnya. Sampai dia pingsan. Namanya…” saeng diam sejenak tak bisa melanjutkan kata-kata. Memang seprtinya dia belum tahu namaku.
Dengan malu-malu dia menanyakan namaku. “siapa namamu?” tanyanya padaku. Yang lain beralih memandangku. Menunggu aku menjawab. Seperti menanti nomor undian yang akan keluar.
“namaku, Lee Hae Na.” Kataku perlahan.
“perkenalkan-perkenalkan, aku Jung Min. Park Jung min. namamu cantik sekali.” Katanya sangat antusias sambil menyodorkan tangan. Aku menyambutnya untuk berjabat tangan.
“aku Hyung joon, Kim hyung joon yang paling keren disini. Kau bisa memanggilku kak hyung joon.” Aku juga berjabat tangan dengan yang kedua. Memang sangat keren tapi terlalu percaya diri.
“aku Kim hyun jung. Terserah kau mau memanggil apa.” Katanya lebih kalem.
“aku kim kyu jong.” Yang satu ini lebih cuek. Memegang tanganku dengan ogah-ogahan.
“terima kasih, sudah mengantarku kesini. Aku pulang dulu.” Kataku turun dari tempat tidur.
“kau yakin bisa pulang sendiri.” Kata cowok yang bernama jung min.
“kami bisa mengantarmu.” Kata saeng ketika aku mengambil tasku yang ada disampingnya.
“terima kasih. Tapi, aku tidak ingin merepotkan lagi. Sampai jumpa.” Kataku sambil meninggalkan mereka di klinik.



*****************************
Keesokan paginya. Anak-anak ss501 datang lebih pagi. Benar-benar pagi. Tak ada murid lain yang sudah datang. Baru mereka saja. Sebenarnya ini adalah hal yang biasa. Mereka selalu datang lebih awal dari murid-murid lain, agar tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Habis repot sekali kalau setiap pagi melewati halaman sekolah selalu diteriaki anak-anak cewek yang seperti kesetanan. Itu baru berangkat sekolah, belum lagi jika pelajaran pasti ada saja yang pura-pura lewat sambil memandangi dari luar kelas. Saat dikantin pun selalu menjadi pusat perhatian. Selalu ada mata yang memandang. Selalu.

Kali ini seperti biasa mereka berlima berdiri didepan kelas kyu jong dan hyun jung yang ada dilantai dua. Jung min bersandar membelakangi tembok dan tidak memandang kehalaman. Kyu jong asik mendengarkan sesuatu dari ipodnya. Hyun jung membaca buku pelajaran pada bab yang baru akan dijelaskan pagi ini. Hanya hyung joon dan saeng yang berdekatan sambil tidak jelas membahas pohon-pohon disamping halaman. Dibilang tidak simetris lah. Tukang kebunnya tidak punya selera seni lah. Pokoknya obrolan yang tidak perlu dibahas dipagi hari.

Beberapa saat kemudian mata hyung joon langsung tertuju pada empat cewek asing yang melewati gerbang sekolah. Benar-benar asing. Cewek-cewek asia dengan gaya yang berbeda.
“siapa mereka ?” kata hyung joon, yang langsung diikuti dengan tatapan teman-temannya menuju ke halaman sekolah. Yang lain juga sibuk memperhatikan lebih detail. Hanya jung min yang dengan senyumnya merasa menang. Mungkin karena merasa telah tahu lebih dulu.
“mereka berempat adalah murid pertukaran pelajar khusus.” Jawab jung min.
“Sekhusus apa?” kata kyu jong. Jarang sekali dia tertarik dengan pembicaraan seperti ini.
“yang berambut coklat panjang adalah ketua mereka, dia yang paling pintar. Akan masuk kekelasku. Yang berambut hitam sebahu, yang sedang memakai headphone akan masuk ke kelasmu. Yang lain akan masuk kelas 3c.” kata jung min menjelaskan pada kyu jong.
“bukankah murid pertukaan hanya masuk dikelas 2 saja ?” Tanya hyoon jung.
“sudah kubilangkan mereka khusus. Mereka akan menerima beasiswa penuh dari universitas seoul. Mereka masuk sma kita hanya untuk penyesuaian bahasa dan budaya. Sebelum masuk universitas.”
“memangnya ada yang sepeti itu ?” Tanya saeng heran.
“ada. Buktinya mereka.” Jawab jung min.
“kau tahu dari mana tentang semua ini?” Tanya hyung joon
Lagi-lagi jung min tersenyum menang sebelum menjawab.
“kemarin kan hanya saeng yang masuk kekelas lagi sehabis bolos. Sementara kalian bertiga kabur ketoko eskrim. Saat itu kepala sekolah memanggilku. Dan aku bertemu mereka berempat disana.” Kata jung min.
“bertanya apalagi kepala sekolah usil itu?” Tanya kyu jong, kyu jong memang paling tidak suka dengan kepala sekolah. Dia pernah dipaksa untuk berpidato dalam penyambutan murid baru. Padahal kyu jong sudah mati-matian menolaknya. Tapi kepala sekolah mengancam akan membahas kebolosan mereka dengan dewan komite jika kyu jong menolak. Jung min sudah bersedia untuk menggantikan. Tapi entah kenapa kepala sekolah masih bertahan dengan hanya ingin melihat kyu jong yang berpidato.
“pertanyaan bagus.” Kata jung min dengan gaya bijaksana yang terlalu dibuat-buat.dia berdehem-dehem dulu sebelum menjawab. “dia menanyakan jadwal kita untuk beberapa bulan kedepan. Apakah akan mengadakan konser besar atau peluncuran album baru. Yang akan membuat kita sangat sibuk. Aku jawab, kita hanya akan ada beberapa pemotretan dan syuting biasa. Tidak akan sibuk. Oleh karena itu, cewek ketua itu harus didampingi untuk lebih mengenal situs-situs sejarah , budaya dan fasih berbahasa korea, untuk selanjutnya diajarkan pada teman-temannya yang lain. Kepala sekolah meminta aku yang mendampingi. Tapi, aku mengusulkan yang terhormat tuan hyung joon untuk mendampinginya.” Kata jung min sambil mengarahkan kedua tangannya kearah hyung joon. Yang disebutkan namanya malah kaget dan mulai panic.
“apakah kau gila ? kenapa aku?” Tanya hyung joon kebingungan.
“karena kau kan yang paling hebat bahasa inggris. Aku mana bisa.” Jawab jung min santai.
“tapi kan ada yang lainnya ?”
“Tapi dia kan satu kelas dengan kita.”
“sudahlah hyung joon terima saja.” Kata hyun joong menasihati dengan disusul anggukan saeng, kyu jong dan jung min.
“masalahnya aku paling benci mengunjungi situs-situs sejarah…” yang lain tersenyum seakan semuanya mulai paham.

*****************

Bel sekolah berbunyi tanda semua murid harus masuk kelas karena pelajaran akan segera dimulai. Jung min dan hyung joon melangkah bersama menuju kelas mereka yang ada disamping kelas kyu jong dan hyun joong. Sementara saeng harus menuruni tangga karena kelasnya ada dilantai satu. Jung min memasuki kelas sambil mendorong hyung joon yang ada didepannya yang berjalan dengan lemas. Belum apa-apa sudah deg-degan duluan. Haah. Ini semua gara-gara makhluk dibelakangku ini. Pikir hyung joon.
Kyu jong dan hyun joong masuk kelas dengan beriringan dengan langkah yang biasa. Tak sabar juga aku melihat sekhusus apa cewek-cewek yang dijelaskan jung min. murid khusus. Berlebihan sekali kepala sekolah itu. Pikir kyu jong.
Tak lama kemudian nona Lee memasuki kelas bersama seorang gadis dengan rambut coklat panjang. Jung min tersenyum-senyum sendiri melihat gadis itu melalui pintu masuk. Jung min melirik kearah hyung joon, kali ini senyumnya tambah lebar.
“Itu dia anak barunya,” kata jung min sambil menepuk bahu hyung joon. Yang ditepuk malah cuek dan melirik kearah anak baru dengan ogah-ogahan.
“Oh, itu anaknya,” kata hyung joon dengan nada kesal.
“Hah, cuma seperti itu responmu, kau ini kenapa sih. Sedang sakit ? dia cantik. Tidak biasanya responmu seperti ini.”Jung min bertanya dengan nada yang sok polos.
Apakah makhluk ini tidak sadar bahwa dia telah melibatkanku dalam rencana bodohnya itu dan dia benar-benar tidak merasa berdosa sama sekali, pikir hyung joon.
“Tidak,” jawab hyung joon singkat.
“Wah, kau benar-benar beruntung bisa menemani gadis itu berkeliling Korea,” kata jung min sambil tidak berhenti memandangi anak baru itu.
“Kalau kau merasa seperti itu, kenapa tidak kau saja yang melakukannya ?” tanya hyung joon balik.
“Hmm… bagaimana ya? Aku sih juga ingin seperti itu, tapi…” belum sempat jung min melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba saja hyung joon dengan antusias berkata,
“baguslah kalau kau merasa seperti itu, jadi tugasmu sekarang hanya tinggal berbicara kepada kepala sekolah untuk menggantikanku untuk menemaninya, bagaimana?” hyung joon berkata kepada jung min dengan nada sedikit merayu. Ini adalah kesempatan bagus untuk membatalkan semuanya, batin hyung joon.
“Ah tidak ah, kalau aku membatalkan semuanya sekarang, apa yang akan dipikirkan kepala sekolah terhadapku. Pasti dia akan berpikir bahwa aku adalah orang yang plin-plan, bisa turun harga diriku dimatanya,” kata jung min dengan gaya berpikir sambil mengangguk-anggukan kepalanya tidak jelas. “Jadi, kita akan kembali pada rencana semula, bahwa tetap kau yang akan menemaninya untuk mengelilingi Korea, oke?” lanjut jung min berkata kepada hyung joon.
“Ya, terserah kaulah,” jawab hyung joon pasrah.
Semua murid memandang kearah gadis yang berada dibelakang nona Lee. Penasaran dengan siapa gadis dengan wajah asing ini.
“benar-benar terlihat pintar dan cantik. Benarkan ?” kata jung min. memandang kearah hyung joon.
Hyung joon hanya mengangguk tanda setuju sambil terus memperhatikan gadis yang berjarak tiga meja dari hadapannya.
Nona Lee memberikan isyarat padanya untuk memperkenalkan diri. Gadis itu membenarkan kacamatanya. Bahkan dari balik kacamatanya saja dia tetap terlihat cantik.
“Namaku Rielyn Cash. Murid pertukaran dari Singapore. Ini adalah pertama kalinya aku ke korea jadi mohon bantuan teman-teman.” Katanya dengan tenang. Nona Lee menyuruhnya untuk duduk tepat didepan jung min. Rielyn berjalan perlahan kearah meja yang ditunjukkan oleh nona Lee. Jung min terus saja memandanginya, begitu juga dengan hyung joon. Bahkan sampai pelajaran sudah dimulai.



Sementara dikelas lain, seorang gadis berambut hitam sebahu juga sedang memperkenalkan diri didepan kelas. Yang ini agak berbeda dengan gadis yang tadi. Yang satu ini lebih banyak tersenyum. Seperti tanpa beban.
“namaku Adriel Wide. Kalian boleh memanggilku Adriel. Senang sekali bisa masuk sekolah ini. Mohon bantuan teman-teman ya.” Katanya sambil tersenyum.
“kau silahkan duduk ditempat yang kosong.” Kata Pak Uhm memberi instruksi pada Adriel. Adriel mencari sebentar tempat yang kosong. Kemudian, melangkahkan kakinya dengan ringan ketempat duduk dibelakang kyu jong dan hyun joong. Saat melewati mereka berdua hyun joong mengangguk kearah Adriel. Begitu juga dengan Adriel yang membalas anggukan sopan hyun joong. Sementara kyu jong sibuk memandang keluar jendela. Entah ada apa disana. Piring terbang ataukah superman. Dia terlihat serius sekali.

*************************
Saat istirahat hyun joong dan kyu jong tidak meninggalkan kelas. mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing sementara yang lain, satu persatu mengosongkan kelas kecuali Adriel. Dia mengeluarkan bebeapa buku dari dalam tas. Hyun joong yang ada didepannya membalikkan badan, menghadap Adriel.
“hai, perkenalkan. Aku kim hyun joong. Panggil saja hyun joong” Kata hyun joong sopan sambil mengulurkan tangannya.
“aku Adriel Wide.” Kata Adriel sambil tersenyum sopan menyambut tangan hyun joong.
“aku tahu. Tapi agak susah bagiku untuk menyebutkan namamu.” Kata hyun joong jujur.
Setelah Adriel melepaskan tangannya. Hyun joong menyikut kyu jong yang sibuk dengan ipod-nya. Kyu jong sepertinya mengerti apa yang dimaksud kan hyun joong. Dia melepaskan earphone dari telingannya. Dan membalikkan badan menghadap Adriel.
“aku kim kyu jong.” Katanya lebih datar. Hah. Benar-benar tidak sopan. Bahkan dia tidak tersenyum sama sekali.
“senang sekali ada yang menegurku duluan. Bahasa koreaku tidak lancar, jadi aku merasa agak khawatir jika menegur duluan.” Kata Adriel polos.
“tidak masalah. Kau bisa mengandalkan kami. Kami akan Bantu semampunya.” Kata hyun joong tersenyum.
Yang satu ini benar-benar baik dan sopan, juga tampan. Yang satunya juga tampan tapi kenapa sombong sekali. Pikir adriel.
Adriel membereskan buku-bukunya. Hari ini memang ada pertemuan dengan dokter Kang diklinik. Adriel dan Rielyn berhasil meyakinkan kepala sekolah untuk membolehkan mereka bertugas di klinik.
“aku harus ke klinik dulu. Sampai jumpa.” Kata Adriel pada hyun joong dan kyu jong. Dia melangkah meninggalkan kelas. Dan menuju kelas disampingnya. Adriel mencari-cari gadis yang dikenalnya. Kelas ini juga sepi, hanya ada beberapa murid.
“Rielyn…” teriak Adriel memanggil Rielyn yang sedang mengobrol dengan jung min dan hyung joon. Sepertinya tidak cocok dibilang mengobrol karena dari tadi yng berbicara hanya jung min seorang sementara dua orang yang lain hanya mendengarkan.
“permisi ya. Aku harus ke klinik.” Kata Rielyn dengan sopan sambil meninggalkan jung min dan hyung joon. Adriel bertemu pandang dengan jung min. maka dia mengangguk demi kesopanan. Jung min dan hyung joon juga balas mengangguk.
Adriel dan Rielyn melangkahlah bersama menuju klinik yang ada diujung sayap timur lantai dua.
“dua orang yang mengobrol denganmu tadi itu siapa?” Tanya Adriel pada Rielyn.
“oh,yang memakai kacamata park jung min, sementara yang satunya kim hyung joon.” Kata Rielyn menjelaskan
“ooohhh,mereka tampan-tampan sekali ya. Dikelasku juga ada dua orang yang tadi mengajakku bicara. Mereka juga tampan. Apakah sekolah ini isinya orang tampan semua. Aduhhhh, kepalaku sampai pusing.” Kata Adriel sambil memegangi kepalanya.
“kau tidak sadar ya. Kita kan sudah berkenalan dengan salah satu yang dikelasku tadi. Dengan park jung min.” kata Rielyn mengingatkan Adriel.
“ohh, jadi yang berkacamata itu yang akan menjadi partnermu.” Kata Adriel mulai ingat.
“bukan tapi yang satunya.” Jelas Rielyn sambil sesekali menarik tangan Adriel. Habis jika Adriel mulai berpikir, cara jalannya menjadi sangat lambat. Sementa mereka harus segera sampai diklinik.
“benarkah. Wahh, kau benar-benar beruntung. Mereka itu artis kan ?” Tanya Adriel. Kali ini dia justru berhenti ditempat.
“iya. Ayolah, nanti saja dipikirkannya. kalau tidak segera. kita bisa telat kembali kekelas.” Kata Rielyn mendorong punggung Adriel.




Sesampainya diklinik mereka berdua menemui dokter Kang yang sepertinya sudah dari tadi menunggu kedatangan mereka berdua. Mereka melangkah memasuki klinik. Layaknya tempat kedokteran. Pasti sangat bersih dan semua tertata rapi. Begitu juga dengan klinik ini. Dokter Kang sepertinya sudah menyadari kdatangan mereka berdua.
“ hai, kalian silahkan masuk.” Kata dokter kang sambil mengisyaratkan pada mereka berdua untuk duduk disofa, yang terletak disebeang meja kerjanya.
“saya sudah mendengar semua penjelasan dari kepala sekolah. Kalau kalian meminta untuk ditugaskan membantu diklinik. Saya benar-benar sangat senang mendengarnya. Sebelumnya tidak ada murid yang membantu diklinik. Mendengar reputasi kalian dari kepala sekolah. Maka saya langsung setuju.” Kata doker kang menjelaskan pada Rielyn dan Adriel. “tapi, karena beberapa bulan kedepan tidak ada yang menjadi suster diklinik ini. Maka saya menambahkan satu orang murid lagi untuk kalian. Dia juga cukup berpengalaman membantu diklinik.” Kata dokter kang lagi.
“siapa, dokter?” Tanya Rielyn.
“seorang murid kelas dua. Saya yang memilihnya sendiri. Dia cukup bisa kalian andalkan. Kalian juga pasti akan menyukainya. Sebentar lagi dia datang.”
Tak lama mereka menunggu murid yang dimaksud datang. Kira-kira hanya dua menit. Terdengar sebuah langkah kecil yang berlari-lari menuju klinik.
“maaf dokter saya terlambat.” Kata seorang gadis dari balik pintu. Sepertinya dia berlari. Dia terengah-engah. Dia memasuki klinik sambil mengatur kembali nafasnya.
“sudahlah. Tidak apa-apa.” Kata dokter Kang ramah. Benar-benar dokter yang baik.
“ini adalah Lee Hae Na, murid kelas 2a, yang akan membantu tugas kalian diklinik.” Hae na Tersenyum ramah pada Rielyn dan Adriel.
“Rielyn Cash.” Kata Rielyn mengulurkan tangan.
“Adriel Wide.” Kata Adriel juga mebgulurkan tangan.
“ya. Sudah dulu perkenalannya. Saya akan menjelaskan tugas kalian. Saya akan menunjuk Rielyn sebagai ketua kalian. Jadi dia yang akan memegang kunci duplikat klinik ini. Setiap pulang sekolah kalian harus mengecek keadaan klinik. Mengecek kelengkapan atau keberadaan dan kondisi murid yang sakit. Kalian harus selalu bertiga. Kalau ada yang tidak bisa ke klinik. Sebelumnya harus memberitahu Rielyn dulu. Untuk beberapa bulan kedepan mungkin saya tidak akan selalu ada diklinik karena saya juga menjadi dokter pengganti di senuah sekolah dasar. Jadi, Saya percayakan klinik ini pada kalian.” Jelas Dokter kang panjang lebar.
“baik, dokter.” Jawab mereka bertiga kompak sambil tersenyum.




*********
Setelah dari klinik, mereka bertiga kembali kekelas bersama. Mereka bertiga memang cepat sekali akrab. Mereka menceritakan asal masing-masing. Tempat tinggal. Dan ekstrakurikuler yang akan diikuti. Ketiganya juga menjawab kompak. Bahwa tidak akan mengikuti ekstrakulikuler apapun. Hanya ingin lebih serius menjaga klinik. Benar-benar kompak.
“Hae Na, apakah dikelasmu juga ada artisnya ?” Tanya Adriel polos. Masih saja dia memikirkan masalah itu.
“sudahlah, Adriel. Tidak usah membicarakan itu terus.” Kata Rielyn. Memegang bahu Adriel.
“aku penasaran sekali. Apakah sekolah ini isinya artis semua.” Jawab Adriel lagi. Rielyn hanya geleng-geleng.
“artis ya?” kata Hae Na sambil mulai berpikir.
“ya. Apakah ada?” Tanya Adriel semakin antusias.
“sepertinya ada.” Jawab Hae Na.
Mendengar jawaban Hae Na. langkah Adriel langsung terhenti. “siapa?” tanyanya
“namanya Heo Young Saeng. Dia anggota sebuah boyband yang sangat terkenal.” Jawab Hae Na.
“apakah dia juga tampan ?” Tanya Adriel benar-benar antusias. Sekali lagi Rielyn hanya geleng-geleng mendengar pertanyaannya.
“hmmm. Ya. Ramah, tampan dan sangat manis.” Kata Hae na sambil menunduk.
“benarkah? Dikelasku dan Rielyn juga ada yang seperti itu. Mereka semua ramah dan tampan.” Jelas Adriel sambil membayangkan wajah mereka dalam kepalanya. Tapi, kenapa wajah si cuek itu yang mendominasi. Haah. Benar-benar aneh.
“oh. Mungkin itu anggota yang lain.” Jawab Hae Na.
“memangnya ada berapa?” Tanya Adriel penasaran.
“mereka berlima, termasuk Saeng.” jawab Hae Na. “yang berkacamata dan yang paling tinggi adalah Park jung min, yang selalu mendengarkan ipod dan agak cuek adalah kim kyu jong, yang tidak berkacamata dan paling putih adalah kim hyung joon, sementara yang rambutnya agak coklat adalah kim hyun joong. Kudengar dia adalah pemimpin mereka. Mereka sangat terkenal. Disekolah tidak ada yang tidak mengenal mereka. Banyak teman-teman sekelas yang terkadang bilang mereka sombong. Tapi, sepertinya tidak begitu kok. Mereka semua baik.” Jawab Hae Na panjang lebar.
‘ ohhh, jadi mereka semua itu artisnya.” Kata Adriel sambil berpikir.
“sudah puas kan, kau sekarang. Ayo kembali kekelas.” Ajak Rielyn.

*********************************

Setiap pagi anak-anak ss501 datang kesekolah seperti biasa. Lebih cepat dari murid-murid yang lain. Setiap hari juga mereka mengobrol didepan kelas kyu jong dan hyun joong. Kyu jong setiap pagi mendengarkan ipod, hyun joong setiap pagi membaca buku pelajaran sejak di perjalanan kesekolah. Hyung joon juga masih saja memandangi halaman yang kosong tapi kali ini berbeda. Dia memandangi halaman berdua dengan jung min. soalnya ada satu orang diantara mereka yang mulai berubah. Yaitu Saeng. Setelah keluar dari mobil, Saeng langsung meninggalkan parkiran dan teman-temannya untuk menuju kelas. Apakah alasannya. Jreng…jreng…rupanya untuk bertemu Hae Na dikelas. Yang lainnya bukannya tidak menyadari perubahan Saeng. Tapi mereka membiarkan saja.
Saeng memasuki kelas dengan wajah berseri-seri. Benar saja Hae na sedang membaca buku ditempat duduknya disebelah tempat duduk Saeng. Saeng berjalan mendekati hae na.
“sedang membaca apa ?” Tanya saeng sambil meletakkan tasnya diatas meja.
“hanya beberapa catatan.” Jawab hae na.
“apakah kau selalu berangkat sepagi ini ?” Tanya Saeng.
“aku tinggal sendirian. Jadi buru-buru berangkat ke sekolah karena kesepian dirumah.” Jawab Hae Na sambil tersenyum kearah Saeng dan menutup bukunya.
“tinggal sendiri?” Tanya Saeng heran.
“iya. Aku yang memutuskan untuk pindah kekorea. Jadi aku tidak ingin memaksa orangtuaku untuk menemaniku. Lagipula, aku merasa bisa sendirian” jawab Hae Na, yang dikuti anggukan mengerti Saeng. “aku tadi melihatmu keluar dari mobil. Apakah kalian berlima tinggal bersama?” Tanya Hae Na. sebelum masuk kelas dia memang melihat Saeng keluar dari mobil.
“iya. Kami berlima memang sudah tinggal bersama sejak satu setengah tahun yang lalu.” Jawab Saeng.
“menyenangkan sekali. pasti kalian semua sangat dekat.” Kata Hae Na.
“iya. Memang sangat dekat. Meskipun aku adalah anggota yang terakhir bergabung, tapi mereka sangat baik padaku. Kami sudah seperti saudara. Orangtua kami semuanya tinggal dikota lain, jadi jika ada masalah kami akan saling melindungi dan membantu.” Jelas Saeng.
“seperti di persatukan oleh takdir ya.” Kata Hae Na. “kau beruntung sekali. Pasti tidak pernah kesepian ?” kata Hae na dengan senyu iri. Jelas sekali bahwa dia benar-benar kesepian. Tinggal sendiri di negeri yang baru pertama kali dikunjunginya. Pasti sangat berat.
“memang tidak pernah kesepian. Kami hamper selalu bersama. Walaupun terkadang mereka sangat konyol. Tapi mereka benar-benar bisa diandalkan kapan saja.” Jelas Saeng.
“kau sendiri kenapa berangkat sepagi ini ?” Tanya Hae Na Pada Saeng.
“ohh, sebenarnya ini ide kyu jong. Kami datan lebih pagi agar tidak menjadi pusat perhatian. Soalnya kyu jong dan hyun joong suka sebal kalau pagi-pagi sudah diteriaki dengan gadis-gadis itu.” Hae Na mengangguk-angguk tanda mengerti. Maksudnya dalah anak-anak cewek yang mengidolakan mereka. Yang pagi-pagi sudah teriak-teriak seperti orang kesetanan itu.
“pasti merepotkan.” Kata Hae Na.
“sebenarnya kami sudah mulai biasa. Tapi, kalau pagi-pagi sudah diteriaki terus. Mood-ku bisa turun. Rasanya benar-benar tidak nyaman.”
Dengan berjalannya waktu, satu per satu murid mulai memasuki ruang kelas. Dan tanpa mereka berdua sadari, bahwa ada segerombolan anak cewek yang sedang membicarakan mereka berdua dengan sangat serius.
”ada apa dengan young saeng? Tidak biasanya dia mau berbicara dengan murid cewek dengan sangat akrab seperti itu. “ kata seorang murid cewek yang berambut pirang itu kepada teman-temannya.
“yah, sepertinya dia sedikit terlihat berbeda akhir-akhir ini. Biasanya, setiap pagi dia selalu bersama dengan keempat temannya itu di depan kelas kyu jong dan hyun joong, tapi beberapa hari ini, dia lebih sering berada di dalam kelas dan mengobrol dengan Hae Na.” sambung murid cewek yang lain yang dilanjutkan dengan anggukan kepala dari teman-temannya tanda setuju.
“apakah young saeng menyukai hae na?” kata seorang murid cewek yang memakai kacamata dan mengepang dua rambutnya itu dengan polos.
“ah, itu tidak mungkin. Aku tidak terima jika pangeran kelas kita direbut oleh orang lain.” Kata cewek pirang itu menambahi.
Tanpa mereka sadari, sudah waktunya untuk bel masuk berbunyi. Dan itu artinya, mereka harus menghentikan obrolan mereka. Dengan wajah kesal mereka kembali ke tempat duduk masing-masing sambil sesekali memperhatikan hae na dan young saeng yang masih terlihat asyik berbicara. Saking asyiknya, hingga mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian di dalam kelas.



*******************************


Dikelasnya, Rielyn sedang serius membaca buku pelajaran sementara para murid mulai berhamburan untuk menempati tempat duduknya masing-masing karena bel tanda masuk telah berbunyi. Tidak terkecuali untuk jung min dan hyung joon, merekapun dengan santai berjalan menuju tempat duduk mereka yang berada di belakang tempat Rielyn berada.
“Rielyn, ternyata kau sudah ada di dalam kelas, kapan kau masuk? kenapa aku tidak melihatmu masuk ke kelas. Wah, sehari tidak melihatmu, aku menjadi kangen.” Kata jung min dengan panjang lebar sambil mulai duduk di bangkunya.
“iya, aku sudah ada disini sekitar 15 menit yang lalu.” Jawab Rielyn tenang.
“tentu saja kau tidak melihat Rielyn masuk kelas, bukankah tadi kita berada di depan kelas kyu jong dan hyun joong. Mana mungkin kau bisa melihatnya. Bagaimana sih kau ini?” Tanya hyung joon dengan nada heran.
“oh ya, aku lupa bahwa tadi kita ada di depan kelas mereka. Hehehe.” Jung min menjawab dengan gaya sok malu-malu, tapi sepertinya sih dia tidak malu sama sekali.
“hah, kau lucu sekali, park jung min.” Kata hyung joon mengeja nama temannya itu dengan nada mengejek sambil tersenyum dengan tipis kearah jung min. Dan jung min, malah tertawa semakin lebar mendengar respon dari sahabatnya itu. Sedangkan Rielyn hanya tersenyum kecil, melihat tingkah laku kedua teman barunya itu. Mereka memang sangat menyenangkan, pikir Rielyn.



Sementara dikelas sebelah, hyun joong dan kyu jong telah menempati tempat duduknya masing-masing. Dan hyun joong terlihat sesekali menengok kearah tempat duduk belakangnya, yaitu tempat yang dimana seharusnya ditempati oleh Adriel.
“dimana Adriel? Kenapa dia belum masuk sampai sekarang?” Tanya hyun joong heran kepada kyu jong. Kyu jong pun refleks menengok kearah tempat duduk Adriel.
“bukankah disitu sudah ada tasnya. Mungkin saja dia sedang ada di kamar mandi.” Jawab kyu jong dengan tenang.
“tapi tidak biasanya dia telat seperti ini.” Lanjut hyun joong bingung. Tidak berapa lama, terdengar suara langkah kaki yang disusul dengan munculnya sosok Adriel yang sedang berlari dengan tergesa-gesa. Tanpa basa-basi, dia langsung menuju kearah tempat duduknya berada.
“hah, untung saja bu Han belum masuk kelas. Aku pikir aku akan dihukum karena telat.” Kata Adriel lega kepada hyun joong dan kyu jong yang sedang berbalik kearah Adriel.
“memangnya, kau darimana?” Tanya hyun joong heran.
“tidak biasanya kau telat seperti ini.” Sambung kyu jong yang terlihat sedikit peduli dengan Adriel. Semakin lama, kyu jong tidak sombong seperti dulu, pertama kali mereka berkenalan, sekarang dia sudah mulai sering mengajak Adriel dan hyun joong untuk mengobrol bersama.
“sebenarnya, tadi aku berada di taman belakang sekolah untuk melihat bunga-bunga. Karena terlalu asyik, aku sampai tidak mendengar bahwa bel masuk sudah berbunyi. Makanya, aku berlari dengan tergesa-gesa agar tidak keduluan masuk kelas dengan bu Han.” Cerita Adriel kepada kyu jong dan hyun joong yang juga sedang serius mendengarkan cerita Adriel.
“wah, kau beruntung sekali karena tidak keduluan oleh bu Han. Oh ya, aku baru dengar kalau ternyata ada taman di belakang sekolah ini.” Tanya hyun joong penasaran.
“kalau begitu…..” belum sempat Adriel mengucapkan kalimatnya, tetapi bu Han sudah memasuki kelas. Jadi dengan terpaksa, mereka harus menunda perbincangan itu.

Pelajaran terakhir dikelas Saeng adalah pelajaran olahraga. Pelajaran yang paling dibenci Hae Na. Hae Na sih inginnya membolos saja. Tapi kan tidak mungkin. Dia benar-benar payah dalam hal olahraga, apa jadinya nilainya nanti. Jika ditambah dengan membolos. Setidaknya dia harus kelihatan berusaha untuk mengikuti. Walaupun tidak bisa.
Hae Na mengganti pakaiannya bersama teman-teman yang lain dan langsung menuju lapangan outdoor. Semua murid sudah berkumpul disana. Seperti biasa pak guru memberi penjelasan singkat. Kali ini mereka akan mempraktekkan lari estafet yang benar. Hae Na bersiap digaris ketiga. Dia harus menunggu teman kedua lari menyerahkan tongkat. Kemudian tugasnya untuk menyampaikan tongkat pada temannya digaris keempat.
Saeng telihat berdiri diantara teman-teman cowok yang lain. Dia benar-benar kelihatan mencolok dari yang lain. Kenapa terlihat berbeda. Padahal saeng tidak memakai sesuatu yang berlebihan hingga membuatnya nampak berbeda. Tapi tetap saja terlihat berbeda. Salah. Bukannya berbeda. Tapi, benar-benar berbeda. Bahkan jika dibandingkan dengan Min Ho yang anak konglomerat dan juga tampan. Saeng tetap kelihatan berbeda.
Pak guru meniup peluit tanda pelari pertama harus segera mencapai pelari kedua. Hae Na nampak siap-siap untuk menyambut tongkat dari pelari kedua. Dia menarik nafas. Cemas. Tidak focus. Kesalahan apa lagi yang akan dilakukannya kali ini. Sepertinya dia tidak bisa lolos begitu saja dari pelajaran olahraga. Selalu saja menimbulkan tragedy yang tidak diinginkan. Tuhan, kali ini selamatkan aku, doa Hae Na.
Sepertinya doa Hae na tidak terkabulkan. Dia berhasil meraih tongkat, tapi baru beberapa langkah dia terjatuh dengan tubuh menghantam tanah. Teman-teman yang melihat langsung mengerubungi. Dengan sigap Saeng menerobos kerumunan teman-temannya.
“aku saja yang membawanya keklinik.” Kata Saeng pada seorang murid cewek yang baru membantu Hae Na berdiri. Yang lain hanya tertegun memandang Saeng yang mendekap hae Na. sejak kapan saeng begitu peduli.semua murid memperhatikan. Gerakan tangan Saeng dikedua lengan Hae Na. ekspresi muka Saeng. Langkah hati-hati Saeng. Semuanya seakan terpusat pada mereka.
Saeng bicara pada pak guru untuk membawa Hae Na ke klinik. Pak guru setuju saja pada Saeng. Karena memang selalu seperti itu. Saeng selalu memperoleh kepercayaan dari guru-guru dengan mudah. Saeng memapah Hae Na menuju klinik. Hae Na menurut saja pada Saeng. Saeng membawa Hae Na ke klinik tanpa banyak bicara. Tapi, terlihat sekali diwajah Saeng kalau dia sangat khawatir.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah sampai diklinik. Saeng membaringkan Hae Na ditempat tidur pasien. Kaki Hae Na masih saja berdarah sejak tadi. Mungkin karena terjatuh dengan sangat keras. Saeng mengarahkan pandangan kesekeliling ruangan.
“dimana dokternya ?” Tanya Saeng pada Hae Na.
“dokter Kang memang sangat sibuk akhir-akhir ini. Kedua anak kembarnya sedang masuk rumah sakit, dia juga harus menjadi dokter pengganti di sebuah sd. Jadi hanya kami yang benar-benar bertanggung jawab di klinik.” Jawab Hae Na sambil memegangi kakinya.
“kalo begitu, dimana kotak obatnya?” Tanya Saeng.
“Dilemari kaca, pintu kedua dari kanan.” Jawab Hae Na.
Saeng mendekati lemari kaca yang disebutkan Hae Na dan membukanya. Dia mengambil kotak besar berisi obat-obat pertolongan pertama. Baru saja Saeng membawa kotak obat mendekati Hae Na, muncul dua orang dipintu klinik.
“Hae Na, kau kenapa?” Tanya Rielyn yang baru masuk diikuti Adriel.
“kau berdarah.” Kata Adriel. Dia melihat darah yang masih terus menetes dari kaki Hae Na. Mereka berdua berjalan cepat kearah saeng dan Hae na yang ada ditempat tidur.
“sini biar aku Bantu.” Kata Rielyn. Saeng menyingkir dari tempat tidur agar Rielyn dan Adriel bisa mendekat.
“kenapa bisa terjadi?” Tanya Adriel. Sambil membantu Rielyn membersihkan darah dikaki Hae Na.
“aku tadi lari. Hanya agak pusing, makanya sampai jatuh.” Jawab Hae Na.
Tiba-tiba saja Adriel teringat pada seorang cowok yang bersama mereka bertiga diruangan ini. Dia mengarahkan pandangan pada Saeng. Saeng sepertinya mengerti arti tatapan Adriel.
“aku heo young saeng.” Katanya sambil setengah membungkuk sopan.
“oh, aku Adriel wide.” Kata Adriel juga membungkuk mengikuti tindakan saeng.
“aku Rielyn Cash.” Kata Rielyn masih membersihkan darah Hae na. Hae Na memperhatikan mereka sambil tersenyum. Tuh, kan benar. Saeng tidak sombong, pikir Hae Na
Tiba-tiba saja handphone saeng berbunyi. Hyun Joong Memanggil. Saeng mengangkat handphone nya.
“halo.” Jawab Saeng
“halo saeng, kau dimana? Kami diparkiran mengunggumu.” Kata hyun joong ditelpon.
“aku diklinik.” Jawab Saeng singkat.
“klinik ? Kau….” Tiba-tiba saja suara hyun joong diseberang terputus. Saeng menatap bingung kehandphonenya.
“yah,Low Bate.” Kata Saeng sambil menyimpan Handphone disaku celana olahraganya.

Sementara diparkiran empat cowok sedang menunggu Saeng sambil bersandar di kedua mobil mereka. Hyun joong, jung min, dan hyung joon berdiri didekat mobil sport warna biru. Sementara didekat mereka, kyu jong sendirian berdiri didekat mobil warna silver. Semuanya menunggu Saeng dengan sabar. Habis bagaimana lagi. Biasanya yang selalu menunggu mereka adalah Saeng. Karena anak kelas 2 biasanya pulang lebih cepat beberapa menit. Tapi setelah menunggu lima belas menit Saeng tidak juga nampak batang hidungnya. Padahal sekolah sudah hampir kosong. Semua murid selalu berjalan dengan ritme cepat untuk meninggalkan sekolah jadi tidak butuh waktu lama untuk membuat sekolah benar-benar kosong. Paling butuh sepuluh menit lagi.
“aduh, aku lapar sekali.” Kata jung min sambil memegangi perutnya.
“sabarlah sebentar. Saeng kan belum keluar.” Kata hyung joon.
“lebih baik kau segera hubungi Saeng.” Perintah kyu jong pada hyun joong.
Hyun joong langsung mengambil handphone disaku jas sekolahnya. Mencari nomor saeng dan menekan tanda ‘calling’.
“halo” kata Saeng diseberang.
“halo Saeng, kau dimana?” Tanya hyun joong diikuti tatapan teman-temannya.
“aku diklinik.” Jawab Saeng. Spontan tergambar ekspresi cemas diwajah hyun joong.
“klinik ? kau…” Tanya hyun joong kaget. Yang lain mendengarkan hal itu langsung menegakkan tubuh mereka tanpa komando. Semua terlihat cemas.
“siapa yang diklinik?” Tanya kyu jong berjalan cepat kearah hyun joong. Yang lain juga menatap hyun joong dengan rasa cemas yang sama.
“Saeng.” Jawab hyun joong singkat. Semua semakin cemas mendengar jawaban hyun joong.
“kenapa lagi anak itu.” Kata jung min sambil terus memegangi perutnya. Rupanya dia benar-benar lapar.
“Apakah asmanya kambuh lagi?” Tanya hyung joon benar-benar cemas.
“aku juga tidak tahu.” Jawab hyun joong.
Mereka berempat saling menatap. Seperti sedang melakukan pembicaran melalui telepati. Beberapa detik kemudian. Lagi-lagi tanpa adanya perintah. Mereka kompak berlari bersama menuju klinik.




****************************

Dari klinik Saeng, Hae Na, Rielyn, dan Adriel bisa mendengar suara orang-orang berlarian tapi kali ini tanpa ada suara yang berbicara.
“itu pasti mereka.” Kata Saeng menyadari kehadiran teman-temannya. Rielyn dan Adriel saling bertukar pandang. Siapa yang dimaksud Saeng?
Merka berempat yang dimaksud Saeng sudah berdiri didepan klinik, sambil terengah-engah kelelahan. Dan melihat kearah Saeng yang sedang senyum-senyum disamping seorang gadis yang duduk ditempat tidur.
“kupikir kau yang sakit.” Kata kyu jong dan teman-temannya sambil mendekat kearah Saeng.
“bukan aku. Tapi dia.” Kata Saeng menunjuk kearah Hae Na.
“kau lagi?” kata hyung joon kaget. Langganan sekali, katanya dalam hati.
“apa kabar?” kata Hae Na sopan pada keempatnya. Dia jadi tidak enak sendiri selalu bertemu mereka berempat diklinik. Benar-benar payah.
“kalian berdua bertugas diklinik?” Tanya jung min pada Rielyn dan Adriel. Yang lain mengalihkan pandangan pada Rielyn dan Adriel.
“hanya membantu saja kok.” Kata Rielyn
“dokter Kang agak sibuk jadi kami membantunya.” Jawab Adriel sambil tersenyum.
“wah, ini bisa menjadi tempat bolos kita yang baru.” Kata jung min terus terang pada teman-temannya.
“heh, kau ini tidak malu ya, tukang bolos.” Kata hyun joong. Rielyn dan Adriel bertukar pandang dan mulai tertawa. Yang lain juga ikut tertawa.
Lelah berlari dari parkiran dan tertawa terus sejak tadi. Mereka berempat duduk disofa panjang sambil menahan lapar. Habis Saeng tidak mau diajak pulang sebelum Hae Na selesai diobati oleh Rielyn dan Adriel.
“Hae Na, kau tadi pusing kan? Apakah kau tidak sarapan tadi pagi?” Tanya Rielyn.
“ya, habis aku kesepian jadi malas makan.” Jawab Hae Na.
Mendengar kata makan perut jung min langsung bereaksi heboh. Dia memegangi lagi perutnya sambil memandang kearah hyung joon. Yang dipandang sudah hapal betul reaksi jung min.
Hyung joon berjalan mendekat kearah Rielyn.
“bagaiman kalau kita semua kekantin sekarang. Ajak Hae Na sekalian.” Kata hyung joon pada Rielyn yang mulai membalut kaki Hae Na dengan peban tipis.
“setuju….” Jawab yang lain keras, terutama jung min.
“baiklah. Aku selesaikan dulu.” Jawab Rielyn.


****************************************

Mereka berdelapan menuju kantin sekolah yang ada dilantai bawah sayap barat. Semua berjalan pelan dibelakang hae Na, menyesuaikan langkah Adriel yang membantu Hae Na berjalan. Sesampainya didepan pintu kantin yang semuanya dari kaca. Terlihat dari luar tak ada satu pun murid didalamnya. Hanya ada seorang nona muda dibalik meja pesanan. Dan seorang pria berumur 40 tahunan sedang membersihkan meja.
“kenapa kantinnya belum tutup. Padahal sekolah sudah sepi?” Tanya Rielyn pada Hyun joong yang ada disebelahnya.
“kantin tetap buka untuk melayani murid-murid yang akan ekstrakulikuler.” Jawab hyun joong. Rielyn mengangguk –angguk tanda mengerti
Saeng membukakan pintu kantin lebar-lebar agar Hae Na dan Adriel bisa masuk dengan mudah. Bapak tadi mendekati Kyu jong yang baru saja melewati pintu.
“tolong siapkan meja untuk delapan orang.” Kata kyu jong.
“baik.” Kata bapak tadi sambil menunduk sopan. Rielyn memperhatikan bapak tadi menjawab perintah kyu jong.
“apakah semuanya memang selalu menunduk dengan sangat sopan seperti itu?” Tanya Rielyn sambil berbisik dengan hyung joon yang berjalan pelan disampingnya. Yang lain sudah berada didepan meja pesanan. Sementara Saeng dan Adriel mengantarkan Hae Na ketempat duduk yang ditunjukkan bapak tadi.
“memang seperti itu caranya. Kau harus terbiasa. Jika tidak seperti itu, orang lain bisa salah paham terhadapmu dengan mengiramu tidak sopan.” Jawab hyung joon.
“aku mengerti.” Jawab Rielyn sungguh-sungguh. Benar-benar budaya yang sangat baik.


********************************

Semuanya sudah duduk dimeja makan dengan makanan masing-masing dihadapan mereka. Saeng duduk dikanan Hae Na. Hae Na duduk didepan hyun joong. Hyun joong duduk disamping kanan Saeng dan kiri kyu jong. Kyu jong duduk didepan Adriel. Adriel duduk disamping kanan Rielyn. Rielyn duduk dihadapan hyung joon. Hyung joon duduk dikiri jung min. sementara jung min duduk diantara hyung joon dan Rielyn. Bingung, tidak ? begini saja.
















Sebagian dari mereka terlihat berdoa dalam hati sebelum menyantap makanan. Jung min tentu saja yang makan paling lahap. Dia benar-benar lapar sampai tak sempat lagi bercanda. Tapi suasana jadi tak nyaman kalau jung min menjadi diam seperti itu. Tak ada yang berinisiatif untuk memulai obrolan.
Jung min melihat kearah teman-temannya. Semua makan dengan benar-benar tenang. Benar-benar membosankan. Disini ada delapan orang tapi tak ada satu pun yang bicara.
Jung min memutuskan untuk melambatkan sedikit cara makannya.
“Rielyn, kau hanya makan itu saja?” Tanya jung min sambil menunjuk baki Rielyn dengan ujung alisnya. Yang lain juga ikut memperhatikan baki Rielyn. Bagaimana tidak. Baki jung min penuh dengan daging, ikan, nasi, sayur, dan dua buah apel. Tapi Rielyn hanya menaruh sayur dan satu apel dibakinya.
“perutku sedang bermasalah. Jadi hanya makan ini.” Jawab rielyn menjelaskan.
“oh, kupikir kau tak punya rasa lapar.’’ Jawab jung min.
“memangnya kau. Semuanya diambil.” Kata kyu jong. Semua tertawa mendengar perkataanya yang menyindir jung min.
“kau tidak tahu kalau dirumah. Kyu jong yang makan paling banyak.” Kata jung min pada Rielyn tanpa menghiraukan tatapan kyu jong. Ketiga cowok yang lain mengangguk pelan mendengar perkataan jung min. memang kalau dirumah kyu jong yang paling banyak makan.
“benarkah. Tak terlihat dari wajahnya.” Jawab Rielyn. Kyu jong menunjuk kearah Rielyn. Menandakan dia setuju pada perkataan Rielyn barusan.
“terus siapa yang paling malas?” Tanya Adriel.
Mereka berempat saling memandang. hanya satu yang tidak. Dan mereka menjawab kompak. “tentu saja, hyung joon.” Kata mereka sambil kemudian tertawa lebar dan sangat lepas. Benar-benar bahagia rupanya. Puas sekali menertawakan hyung joon. Hyung joon hanya tersenyum malu sambil pura-pura cemberut.
“aku tidak semalas itu.” Kata hyung joon membela diri.
“ya,ya,ya.” Kata hyun joong. Sambil terus tertawa.
“kalau kalian kerumah dan melihat kamarnya. Waaahhh, dahsyat. Seperti habis diserang Godzilla.” Hyung joon pura-pura kaget mendengar candaan jung min. yang lain semakin ramai tertawa.
“rielyn, coba kau bertanya, siapa yang paling suka mendengkur saat tidur.” Kata hyung joon.
“heeeh.” Dengan buru-buru jung min menutup mulut hyung joon. Hyung joon meronta-ronta sambil tetap tertawa. Dia berusaha menjambak rambut jung min. Yang lain justru tertawa melihat tingkah mereka. Hyung joon terus meronta. Yang lain masih juga tertawa.
“k…k..yu.jong…,hyu…n..joong…to…loooong…” kata hyung joon yang mulutnya masih dibungkam jung min. sontak kyu jong dan hyun joong memisahkan jung min dan hyung joon, sementara Saeng tertawa-tawa sambil menutupi mulutnya sendiri. Terlihat seorang bapak yang tadi membersihkan meja geleng-geleng sambil senyum melihat tingkah aneh mereka.
“sudah..sudah..” kata hyun joong. Menarik tangan jung min dari mulut hyung joon
“jung min sadar jung min….” kata kyu jong. Yang menepuk-nepuk jidat jung min. akhirnya jung min kelelahan dan melepaskan hyung joon yang megap-megap mencari napas. Semua sudah kembali ketempat duduknya masing-masing masih sambil ketawa-tawa. Sudah jelaslah siapa yang paling sering mendengkur saat tidur. Tak perlu disebutkan lagi siapa namanya.
“Kalau yang ini pasti semua pingin dengar. Siapa yang kadang tidak mandi ke sekolah. Ayoo…..” kata hyun joong.
Saeng langsung menutupi mukanya. Sambil mengeleng-geleng.
“hati-hati kau Hae Na. jangan mau dekat-dekat Saeng.”
“benarkah.” Kata Hae Na sambil memandang kearah Saeng. Saeng menutupi mukanya sambil tersenyum malu dan menggeleng-geleng. Malu sekali.
“ya, Saeng sudah, rasanya tidak adil kalau satu orang lagi tidak kita bongkar sekalian. Ini menyangkut persaudaraan dan nama baik kita yang sudah terancam hancur.” Kata kyu jong mendramatisir.
“ahhhhhh….” Kata hyun joong menyadari kalau yang dibahas sebentar lagi adalah dia.
“memangnya kau apa hyun joong? Apakah buruk sekali?” Tanya Adriel.
“ha…ha…ha…” semuanya tertawa bersamaan.
“ini bukan buruk tapi legendaris. Pabrik kentut legendaries…” kata kyu jong. Heboh. Rielyn dan Hae Na menutup mulut tak percaya. Pak ketua ternyata suka kentut sembarangan. Benar-benar mengerikan. Ini bukan hanya nama baik atau harga diri yang hancur. Tapi sekaligus masa depan yang berantakan. Kyu jong memang tega sekali. Lama sekali mereka bertujuh menertawakan hyun joong. Rasanya dia seperti tak ada harganya saja. Lelah sudah semuanya terus-terusan tertawa. Mereka mulai makan dengan lebih tenang.
Saeng mengalihkan pandangannya pada Hae Na.
“apakah kakimu masih sakit?” Tanya Saeng pada Hae Na.
“sudah tidak kok. Tidak usah khawatir.” Jawab Hae Na. saeng tidak sadar kalau keempat teman hampir saudaranya itu sedang melihat kearahnya dan Hae Na. sebenarnya, bukan hanya teman-teman sekelasnya saja yang menyadari perubahan Saeng. Sejak awal hyun joong, kyu jong, hyung joon, dan jung min sudah menyadarinya. Saeng yang paling muda diantara mereka. Selalu diperlakukan seperti adik. Karena semuanya memang lebih tua. Dan Saeng juga yang paling minim pengalaman tentang perempuan. Jadi sedikit saja perubahan Saeng, mereka sudah mengerti.
“oh, ya Rielyn, mengenai berkunjung ke museum. Yang lainnya juga ingin ikut. Kami jarang sekali merencanakan liburan jadi semua begitu semangat mendengar kita akan berkunjung ke museum. Maaf tidak mengatakan padamu sebelumnya.” Kata hyung joon menatap Rielyn yang ada didepannya.
“Aku sama sekali tidak masalah. Tapi, bolehkah mengajak Adriel dan Hae Na sekalian.” Kata Rielyn sambil menoleh kearah Adriel dan Hae Na.
“tentu saja, pasti akan sangat seru.” Jawab hyung joon. “jung min sudah mendapat izin dari pemilik museum terbesar kenalannya. Hyun joong juga sudah menyewa bis untuk kita. Jadi semua sudah siap. Kami akan menjemputmu dirumah jam tujuh pagi besok.” Kata hyung joon menambahkan.
Rielyn berpikir sebentar.
“jangan menjemput dirumah. Aku tidak enak dengan teman-teman yang lain. kau menjemputku di….” Kata Rielyn berpikir. Dimana seharusnya hyung joon dan yang lainnya menjemput. Masalahnya Rielyn dan Adriel tinggal serumah dengan murid pertukaran yang lain. tidak enak jika mereka melihat hyung joon dan yang lainnya datang menjemput. Padahal teman-teman yang lain cukup sering membicarakan mereka dirumah. Apa jadinya kalau mereka sampai datang.
“di halte dekat sekolah saja.” Kata Adriel memberi saran.
“ya.” Angguk Rielyn.
“baiklah, halte dekat sekolah. Jam tujuh pagi.” Kata hyung joon mengulangi.


*************************************


Baru saja Rielyn, Adriel, dan Hae na sampai didepan halte. Bis yang berisi hyung joon, kyu jong, saeng, jung min, dan hyun joong berhenti tepat didepan mereka. Jung min memakai celana warna krim tigaperempat dengan kaos warna coklat, hyun joong memakai celana tiga perempat warna coklat dengan kaos warna biru dan jaket tanpa lengan warna kuning, Saeng memakai celana tiga perempat warna hijau army dengan kaos warna hitam dan switer abu-abu yang disampirkan dipunggung, kyu jong memakai celana tigaperempat warna hitam dengan kaos kuning dan topi putih yang tergantung dipinggangnya, hyung joon memakai celana tigaperempat warna biru tua dengan kaos putih dan tas pinggang warna hitam. Sementara Rielyn memakai dress santai kaku selutut warna biru muda kotak-kotak dengan bando pita warna putih, Adriel memakai celana Jeans selutut warna putih dan kemeja pink lengan pendek dengan kerutan pada bagian lengan dan pinggang serta tali tipis warna pink yang dililitkan seperti syal memanjang dari leher hingga pinggang, yang terakhir Hae Na memakai rok Jeans selutut warna biru tua dengan kaos warna hijau muda serta memakai topi rajutan warna krim. Semua terlihat bersemangat. benar-benar hari yang cerah untuk jalan-jalan dihari libur. Cuaca tidak panas dan juga tidak begitu dingin. Hae Na masuk duluan kedalam bis, Jung min sudah menunggu didepan pintu mempersilahkan mereka masuk. Disusul dengan Rielyn, kemudian Adriel.

Saeng duduk disebelah hyun joong dibangku paling depan sebelah kanan. Hyung joon dan kyu jong duduk berdua dibangku ketiga sebelah kiri. Saat Hae Na mencapai tangga teratas bis, pandangannya bertemu dengan Saeng yang juga sedang memperhatikan kakinya yang kemarin terluka.
“kakimu baik-baik saja? Apakah masih sakit?” Tanya Saeng pada Hae Na.
“sudah tidak sakit. Aku juga sudah bisa berjalan normal.” Jawab Hae Na sambil tersenyum dan duduk dibelakang bangku hyun joong didekat jendela. Rielyn menyusul dibelakang hae Na, dan duduk disampingnya. Adriel duduk didepan hyung joon, diseberang tempat duduk Rielyn.
Rielyn memutar badannya menghadap hyung joon.
“akan berapa lama perjalanan kita?” Tanya Rielyn pada hyung joon yang sedang mengecek kameranya. Hyung joon menoleh pada Rielyn dan berpikir sebentar.
“sekitar dua jam.” Jawab hyung joon.”ada apa?” tanyanya pada Rielyn.
“aku tidak bawa makanan. Aku pikir tidak akan selama itu perjalanan kita.” Jawab Rielyn.
“benar juga. “ kata hyung joon.
“bisakah kita ke supermarket ?” Tanya Rielyn.
Hyung joon mulai berpikir lagi dan berteriak pada jung min yang sedang sibuk mengobrol dengan Adriel.
“jung min, adakah supermarket aman yang bisa kita kunjungi?” Tanya hyung joon.
Jung min menoleh dan mencerna sebentar pertanyaan hyung joon. Tapi kyu jong keburu menjawab.
“sepertinya ada…” jawab kyu jong antara yakin dan tidak. Dia berdiri dari tempat duduknya.
“hyun joong, kau ingat tidak supermarket yang kita datangi berdua dulu, untuk membeli perlengkapan ulang tahun Saeng.” Tanya kyu jong sambil berteriak pada hyun joong yang beberapa meter didepannya. Hyun joong menoleh pada kyu jong.
“oh, yang hanya ditunggui seorang bapak tua.” Kata hyun joong. Kyu jong mengangguk. “sepertinya beberapa blok dari sini. Kalau aku melihat tokonya pasti ingat.” Jawab hyun joong lagi.
“baiklah kita kesana.” Kata hyung joon.


Sesampainya didepan supermarket mereka berdelapan turun dari bis. Sebenarnya hanya Rielyn yang ingin masuk dengan Adriel dan Hae Na. tapi jung min memaksa ingin ikut masuk. Mendengar jung min diperbolehkan, hyung joon juga ingin ikut. Lama-lama kyu jong, Saeng, dan hyun joong juga ingin ikut memilih makanan sendiri. Jadilah mereka semua ikut masuk ke supermarket.
“apakah aman jika semuanya ikut turun?” Tanya Hae Na pada Saeng yang berjalan pelan disampingnya. Yang lain sudah masuk kesupermarket duluan.
“kata hyun joong dan kyu jong tak masalah, soalnya pemilik dan penjaganya adalah seorang bapak tua yang tidak mengenali kami. Tak perlu khawatir.” Jawab Saeng sambil tersenyum dan membukakan pintu untuk Hae Na.
Mereka berdua masuk melewati pintu kaca. Yang lain sedang sibuk memilih jung min mendorong kereta belanja dengan hyung joon dan rielyn yang sedang memilih minuman disampingnya. Mereka sedang menentukan minuman apa yang paling tidak disukai jung min. supaya tidak cepat habis diminum jung min. kyu jong mengambil lima kantong besar keripik kentang beda rasa ditangannya dan meletakkan dikereta yang dibawa jung min. Adriel mengambil beberapa makanan ringan, hyun joong justru memilih apel. Hae na dan Saeng mulai mengitari barang-barang. Hae Na mengambil sekantong permen, dan Saeng mengambil beberapa batang coklat. Jung min mengambil sesuatu dari rak barang. Payung. Katanya berjaga-jaga jika hujan.
“apakah kita akan perlu ini?” Tanya Adriel pada kyu jong yang ada disampingnya. Kyu jong memperhatikan dua kotak tisu ditangan Adriel.
“sepertinya akan perlu.” Jawab kyu jong. Mendengar jawaban kyu jong, Adriel langsung berjalan menuju jung min.
Adriel meletakkan kotak-kotak tisu itu kedalam kereta. Hyung joon meletakkan sebotol air mineral besar.
“sepertinya sudah cukup.” Kata rielyn. Jung min memperhatikan isi kereta yang sudah kepenuhan.
“ya, sudah cukup.” Kata jung min. dia pun mendorong kereta menuju kasir. Memang benar tidak ada siapa-siapa. Hanya seorang bapak tua yang berjaga dimeja kasir. Bahkan seorang pembeli lain pun juga tidak ada. Benar-benar aman.
Hyun joong, kyu jong, adriel, saeng dan hae na memutuskan untuk kembali ke bis. Hanya rielyn, hyung joon, dan jung min saja yang membawa barang kekasir.
“silahkan nona.” Kata bapak tua itu ramah dan tersenyum. Hyung joon dan jung min mengeluarkan barang-barang satu persatu dari kereta belanja.
Sebotol besar air mineral yang diangkat hyung joon, dua kotak tisu dari adriel, sekantong permen yang diambil Hae Na, tiga payung persiapan jung min, lima kantong besar keripik kentang sebagai cemilan kesukaan kyu jong, sekantong apel merah pilihan hyun joong, empat batang coklat yang diambil Saeng, dua botol besar coca cola, minuman pilihan hyung joon dan rielyn dengan pertimbangan minuman yang tidak disukai jung min, dan beberapa makanan ringan bungkus kecil pilihan adriel.



Perjalanan berlangsung dengan benar-benar menyenangkan. Jung min membuka konser dengan menyanyikan lagu ‘a song calling for you’ seorang diri lengkap dengan tarian didepan teman-temannya. Acara selanjutnya dimeriahkan oleh pembacaan puisi dari Saeng, puisi yang dibuatnya secara dadakan yang berjudul ‘kuda’ sengaja dikarangnya asal-asalan untuk mengejek jung min. sementara hyun joong dipaksa berkali-kali memperagakan aksi liarnya yang biasa ditampilkan saat menyanyikan ‘déjà vu’. Aksi menjulur-julurkan lidah. Iiiiihhhh. Saeng pura-pura kejang saat menyaksikan aksi hyun joong. Hyung joon dan kyu jong menolak untuk tampil, mereka berdua pura-pura tertidur dengan ngorok dan memasang muka yang polos. Tapi hyun joong dan jung min berhasil menyeret-nyeret mereka untuk tampil didepan bis. Akhirnya mereka menyerah. Dan berdua mereka mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan. Akhirnya mereka bernyanyi ‘lonely girl’ sambil berakting seperti dua anak malang yang disiksa ibu tiri. Pak supir sampai geleng-geleng melihat mereka berdua.


satu jam kemudian……..
Semua sudah tidur kecuali jung min, adriel, dan rielyn. Jung min yang duduk didepan adriel mulai merencanakan akal licik mereka. Rielyn hanya senyum saja menyadari rencana busuk mereka. Pertama-tama jung min diam-diam akan mengambil kamera yang ada didalam tas pinggang hyung joon. Hyung joon adalah tukang tidur jadi sangat mudah melakukan yang satu ini, dia tidak akan terbangun. Kata jung min yakin.
Setelah sukses mengambil kamera hyung joon, jung min dan adriel langsung merekam gambar Saeng yang sedang tidur menghadap jendela. Saeng benar-benar polos sekali, apakah dia sedang mimpi indah. Kenapa senyum-senyum sendiri. Mimpi apa anak ini. Jung min mengarahkan kamera ke hyun joong yang memeluk Saeng dari belakang. Jung min dan adriel cekikikan berdua melihat hyun joong yang mesra sekali memeluk Saeng.
“apakah kalian seperti ini kalau tidur?” Tanya Adriel pada jung min yang sedang merekam jidat hyun joong. Kurang kerjaan.
“kau belum lihat yang lebih parah.” Jawab jung min.
“apa!!” kata adriel kaget. Jung min semakin cekikikan melihat ekspresi adriel yang tegang karena kaget.
“ayo, sekarang hyung joon dan kyu jong.” Ajak jung min.
Jung min berjalan melewati Rielyn dengan adriel dibelakangnya, yang masih berpikir. Kalau memeluk saja bukan apa-apa. Bagaimana yang lebih dari apa-apa. Separah apa. Jangan dipikirkan,jangan dipikirkan. Kata adriel dalam hatinya sambil geleng-geleng. Berusaha menghapus pikirannya sendiri.
Rielyn berbalik untuk menyaksikan tingkah jung min dan adriel. Baru saja jung min mau mengangkat kamera pas didepan hidung hyung joon. Secara tiba-tiba, pak supir mengerem mendadak. Tubuh jung min yang sangat besar sukses menindih hyung joon dan kyu jong yang sedang tidur. Dan kamera dengan kesuksesan yang sama, menubruk keras wajah hyung joon.

Akibat perkara tubrukan dengan tersangka utama jung min dan korban yang malang hyung joon dan kyu jong. Akhirnya diputuskan hukuman untuk jung min yaitu menjadi orang yang disuruh-suruh selama perjalanan. Kyu jong dan hyung joon habis-habisan mengerjainya.
“jung min…ni…, ambilkan aku minum” perintah kyu jong.
Jung min cepat-cepat mencari botol minuman didalam lima kantong plastic belanja. Dia menyerahkan sebotol besar coca-cola pada kyu jong.
“kenapa yang ini?” Tanya kyu jong. Jung min langsung cepat-cepat mencari botol air mineral dan menyerahkannya pada kyu jong.
“ahhh…kenapa air putih? Jus jeruk..,jus jeruk..” perintah kyu jong. Dia rupanya benar-benar mengahayati sebagai bos.
“mana ada jus jeruk.” Jawab jung min pelan. “sinting kau..” katanya jung min dengan lembut sekali.
“oh..ya lupa..” kata kyu jong cekikikan bareng hyung joon. Sekarang gantian mereka yang menertawakan jung min.
Hyung joon pura-pura tidak sengaja menjatuhkan permennya.
“aduh permenku jatuh. Tolong ambilin dong jung min.” kyu jong semakin tidak bisa menahan tawa.
Yang lain juga memperhatikan jung min dikerjai sambil menahan tawa. Rasakan dia. Pikir yang lain.


*************************

Tidak lama kemudian, bis sudah merapat diparkiran museum. Parkiran sepi hanya ada bis mereka dan sebuah mobil. Mungkin mobil petugas museum. Mereka turun satu persatu dan berjalan menuju pintu masuk museum. Hyung joon mulai merekam sejak memasuki pintu museum. Seorang petugas museum menghampiri mereka. Dan menjabat tangan mereka satu persatu. Petugas ini diperintah untuk menemani mereka selama berkunjung. Menceritakan semua hal yang ingin mereka dengar atau menjawab semua pertanyaan mereka. Saat pertama kali memasuki museum, rielyn, adriel, dan hae na kaget sekali. Semua isi dimuseum adalah boneka teddy bear. Waah, imut sekali.
Rielyn dan hyung joon mengikuti petugas itu dari belakang. Hanya mereka berdua yang benar-benar serius mendengarkan. Jung min datang mendekati hyung joon
“rekam aku..rekam aku…” katanya pada hyung joon sambil menarik-narik tangan hyung joon.
“aihhh..jung min, aku sedang serius. Nanti saja kau direkam. Kalau kasetnya sudah habis.” Kata hyung joon bercanda. Rielyn menutup mulutnya, menahan tawa.
“aku saja yang merekam kalian.” Kata jung min menawarkan. Tumben baik.
“ya sudah. Yang benar.” Kata hyung joon khawatir. Habis jung min mencurigakan. Hyung joon dan rielyn terus mendengarkan penjelasan petugas museum dengan jung min yang merekam mereka.
Saeng dan Hae Na berdua berdiri didepan lemari kaca yang didalamnya ada sekelompok teddy bear yang sedang break-dance.
“aku tidak tahu ada museum yang isinya boneka semua…seperti berada dikamar tidur.” Kata hae na. “sudah berapa kali kau kesini?” Tanya hae na.
“hmmm..tiga kali.” Jawab Saeng.
“dengan siapa?” Tanya Hae Na.
“yang pertama dengan orangtuaku, yang kedua dengan mereka berempat untuk pemotretan.” Jawab Saeng.
“ohh…” kata He na mengerti
“kita kesana saja.” Ajak saeng pada hae na. mereka menuju beberapa rak teddy bear yang tidak berada dalam lemari kaca.
“kenapa yang ini dibiarkan diluar?” Tanya Hae Na.
“ini…” kata saeng sambil memberikan sebuah teddy bear kecil yang memakai sweter abu-abu pada hae na. hae na kaget melihat tindakan saeng. “yang disini boleh dibeli sebagai kenang-kenangan. Untukmu.” Kata saeng menjulurkan boneka ditangannya pada hae na. hae na menerimanya.



Didepan lemari kaca yang lain tiga orang aneh menyaksikan beberapa teddy bear yang sedang melangsungkan upacara pernikahan. Ketiga pasang tangan mereka menempel dikaca, mereka terlalu terbawa suasana sampai tak sadar menyaksikan terlalu dekat. Mereka kyu jong, adriel, dan hyun joong.
“kenapa seperti sacral sekali, aku sampai merinding.” Kata adriel pelan sambil matanya masih tertuju pada pengantin wanita teddy bear.
“iya.seperti melihat upacara sungguhan.” Kata hyun joong.
“kenapa teddy bear ibu mertua menangis ya…?” Tanya kyu jong sambil terus memperhatikan boneka yang dimaksudnya. Hyun joong dan adriel mulai memperhatikan teddy bear yang dimaksud kyu jong.
“mungkin ini pernikahan yang dipaksakan.” Kata hyun joong serius.
“apakah kalian akan menikah dengan cara seperti ini suatu hari nanti?” Tanya adriel.
“mungkin juga….” Jawab kyu jong dan hyun joong kompak.
“mengharukan….” Kata adriel terlalu terbawa perasaan. Mereka berdua mengangguk setuju.




Sekarang mereka berdelapan sedang berkumpul ditaman belakang museum. Disini juga banyak sekali teddy bear. Bahkan dalam ukuran menyerupai tubuh manusia. Besar sekali. Ada yang sedang menelpon ditelpon umum. Ada yang mengadakan acara minum teh. Ada yang sedang menyiram bunga. Ada yang sedang melukis didekat kolam ikan. Ada yang sedang bermain bola. Ada yang sedang sit up.Ada yang sedang mencuci mobil. jung min mendekati sepasang suami-istri teddy bear yang sedang piknik.
“rielyn, ayo kemari. Biar kuambil gambarmu.” Kata jung min memanggil rielyn yang sedang memperhatikan teddy bear anak kecil yang memberi makan kelincinya.
Rielyn berjalan mendekati jung min. baru saja jung min akan mengambil gambar rielyn.
“aku ikut.” Kata hyung joon tiba-tiba muncul. Yang lain melihat. Saeng dan hae na datang mendekat. Hyun joong, kyu jong, dan adriel juga ikut. Akhirnya Cuma jung min yang tidak terfoto.
Jung min meminta tolong petugas museum untuk mengambil gambar mereka. Agar dia juga bisa ikut berpose.
Hae na duduk disamping kiri teddy bear wanita, sementara Saeng disamping kiri Hae Na. adriel disamping kanan teddy bear pria dan kyu jong disamping kanannya. Jung min bertumpu dengan lututnya dibelakang adriel. rielyn disebelah kiri jung min dengan teddy bear pria didepannya. Hyung joon disamping kiri rielyn dan dibelakang teddy bear wanita, sementara hyun joong ada disamping kiri hyung joon dan dibelakang hae na.


Kira-kira sudah dua jam mereka mengunjungi museum. Melihat begitu banyak teddy bear. Mengambil begitu banyak gambar. Bis mulai melaju meninggalkan museum jauh dibelakang. Terlihat semakin kecil. Semakin kecil sampai hilang saat bis melalui belokan. Hari masih siang. Tetap sangat cerah. Seperti wajah semua penghuni bis. Tetap cerah tanpa lelah. Semua wajah terlihat penuh senyum. Jung min duduk bersama hyung joon dibangku kedua sebelah kanan. Rielyn dan adriel duduk dibangku kedua sebelah kiri. Hyun joong dan kyu jong duduk didepan mereka. Sementara disamping kanan hae na dan saeng duduk berdampingan. Sibuk dengan obrolan mereka sendiri. Hyun joong dan kyu jong sepertinya mendiskusikan sesuatu. Mungkin lagu, atau musik, atau pelajaran sekolah, atau apalah. Tak begitu jelas. Jung min berpaling pada adriel yang ada diseberangnya.
“setelah ini, apa rencana kalian?” Tanya jung min.
“kami akan ke rumah hae na untuk belajar membuat kimchi.” Jawab adriel.
“wah? Kami boleh ikut?” Tanya jung min mengubah posisi duduknya.
“kau tidak Tanya yang lain dulu ?” kata adriel mengingatkan jung min.
Jung min seperti berpikir sebentar, kemudian menyenggol hyung joon disampingnya. Yang sedang mengecek foto-foto yang ada di kamera. Beberapa kali dia terlihat senyum-senyum sendiri.
“apa?” Tanya hyung joon.
“mereka akan membuat kimchi, tidakkah menurutmu itu sangat seru?” Tanya jung min pada hyung joon.
“benarkah?” Tanya hyung joon pada adriel yang masih memandang mereka berdua.
Kenapa sih mereka ini. Semua hal dianggap seru. Tidak terlihat seperti artis, pikir adriel
Adriel hanya tersenyum tanda mengiyakan.
“baiklah kami ikut.” Kata hyung joon tidak kalah mantapnya dengan jung min.
Setelah semuanya setuju. Akhirnya diputuskan mereka akan menuju rumah hae na sebagai tempat liburan selanjutnya.
Rumah hae na cukup besar tapi sangat sepi. Pembantu hanya datang ketika hae na tak ada dirumah. Sebagian besar pekerjaan rumah juga ia selesaikan sendiri termasuk memasak. Rumah yang besar hanya dihuni seorang diri. Pantas saja jika dia kesepian. Tak ada yang bisa diajak bicara. Dia hanya dikelilingi tembok dan perabotan mahal yang tak bisa diajak ngobrol apalagi bercanda. Semua barang terlihat sempurna ditempatnya. Mungkin karena memang jarang ada yang menyentuh atau megggesernya. Kasihan sekali dia. Hae na mempersilahkan masuk semuanya dengan canggung. Mungkin karena tak menyangka yang lain juga ikut datang kerumahnya. Kelima tamu tak diundang ini. Cukup membuatnya tegang.
Hae na langsung mengajak kami kedapurnya yang sangat luas. Ada sofa ungu panjang disana. Meja makan kecil yang modern dipojok kiri dapur. Pantry yang lengkap dan bersih. Rielyn, saeng dan jung min membantu hae na mengambil sayur-sayuran dikulkas. Sementara adriel, hyung joon, kyu jong, dan hyun joong mengangkat alat-alat yang diperlukan untuk membuat kimchi. Beberapa pisau, alat potong, alat parut, dan bak-bak besar untuk tempat mengaduk kimchi.
Semua alat dan bahan mereka kumpulkan ditengah ruangan. Anak-anak ss501 memotong sayur-sayuran lobak, kol, wortel, kubis, dan daun bawang. Sementara hae na, adriel, dan rielyn sibuk membaca buku resep dan menentukan nama-nama bumbu yang ada didepan mereka. Tapi kyu jong sepertinya cukup berpengalaman. Jadi dia yang membantu memperkenalkan bumbu-bumbu asing ini.
Mereka membentuk lingkaran. Semua mulai bekerja. Potong sana-potong sini. Kadang-kadang hyun joong memarahi jung min karena potongannya yang terlalu besar. Kyu jong sibuk nyuruh-nyuruh Saeng dan hyung joon. Habis yang disuruh malas-malasan. Padahal tadi waktu di bis, mereka yang paling semangat mau kerumah hae na. semangatnya bahkan mengalahkan jung min. tapi sekarang justru mereka yang malas-malasan. Karena capek, hyung joon mencetuskan ide agar dia ditugaskan sebagai reporter saja.
Akhirnya idenya disetujui. Hyung joon mulai mengaktifkan kamera yang sejak tadi bertengger dipinggangnya. Dia memulai laporan ditengah-tengah teman-teman yang sibuk membuat kimchi.
“selamat siang….saya hyung joon, akan melaporkan tentang diadakannya acara ‘kimchi aduk bersama’ yang diketuai oleh pak kyu jong. Langsung saja kita wawancara dengan pak kyu jong.” Kata hyung joon didepan kameranya. Kali ini dia mengarahkan kamera pada kyu jong. “kyu jong, ku zoom wajahmu, senyum-senyum….” Kata hyung joon. Kyu jong menurut saja. Dan tersenyum.
“ini adalah wortel..” kata kyu jong menunjukkan wortel yang ada ditangan kanannya. Semua orang juga tahu itu wortel.
“heehh… katakan yang lain.” kata hyung joon.
“oh, baiklah…baiklah.” Jawab kyu jong sambil tetap memasang senyum dikamera.
“kami sedang dalam proses membuat kimchi yang mudah-mudahan enak. Sebenarnya aku sudah beberapa kali membuat kimchi. Tapi entah kenapa kalau bersama keempat makhluk ini, kimchi selalu saja tidak enak. Mungkin karena factor wajah mereka berempat yang aneh dan otaknya yang agak sinting. Selalu tidak bisa membedakan gula dengan garam. Semoga bencana tak datang hari ini. Sekian dari saya terima kasih.”kata kyu jong mengakhiri pidatonya yang disusul tatapan tajam hyun joong dan lemparan lobak dari jung min.

Semuanya sudah dipotong dan dimasukkan kedalam bak. Kyu jong dan Rielyn memakai sarung tangan dari plastic tebal warna biru muda. Sementara hae na dan adriel memasukkan bumbu-bumbu yang sudah mereka pelajari tadi. Keempat cowok yang lain hanya menyaksikan disamping bak besar. Hyung joon masih saja merekam.
“rielyn, lihat caraku mengaduk. Kau harus mengangkatnya seperti ini.” Kata kyu jong menjelaskan pada rielyn yang ada didepannya.
“baiklah.” Rielyn terus mengaduk seperti yang diajarkan kyu jong.
Setelah beberapa menit mereka mengaduk.
“sepertinya sudah rata.” Kata kyu jong.
“adriel coba cicipi rasanya.” Kata kyu jong lagi mengarahkan kimchi ditangannya kemulut adriel. Adriel membuka mulutnya dan mulai menghayati rasa di lidahnya.
“pedas…” kata adriel.
“benarkah?” Tanya kyu jong. Adriel mengangguk.
“oh, kita tambahkan ini saja.” Kata kyu jong menuangkan cairan putih kental kedalam sebak kimchi.
“nah…sudah, coba jung min rasakan.” Kata kyu jong sambil menyuapkan kimchi.
“tidak mau. Aku nanti saja mencicipinya kalau sudah enak.” Kata jung min. kyu jong memasang muka sebal pada jung min.
“hyung joon, coba sedikit.” Kata rielyn menyuapkan hyung joon yang masih terus merekam disampingnya.
Hyung joon tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebar.
“bagaimana rasanya?” Tanya rielyn lagi.
“tentu saja enak.” Jawab hyung joon.
Setelah mendengar perkataan hyung joon, semua jadi ikut mencicipi. Kyu jong menyuapi adriel, hae na, dan hyun joong. rielyn menyuapi hyung joon, saeng, dan jung min. kyu jong tak mau menyuapi jung min. terlanjur sakit hati katanya. hyun joong mengecek handphonenya. Sepertinya ada sebuah email yang masuk. Dia membaca bersama dengan jung min yang ada disampingnya. Yang lain memperhatikan mereka berdua.
“ada apa?” Tanya saeng.
“besok malam akan ada interview tentang produk yang kita ikonkan.” Jawab hyun joong.
“oh, produk olahraga itu.” Tanya kyu jong.
“iya.” Jawab hyun joong singkat. Yang lain mengangguk-angguk mengerti.
Tiba-tiba handphone rielyn juga ikut berbunyi. Mom calling.
“permisi sebentar.” Kata rielyn sambil berdiri meninggalkan yang lain dan menuju taman belakang.
Lama dia bicara pada ibunya. Ibunya memang terlalu mengkhawatirkannya, hampir setiap hari ibunya menelpon. Menanyakan kabar, apa yag dimakannya, teman-temannya, sekolahnya, pokoknya semuanya. Tak boleh ada yang terlewat sedikitpun. Maklum saja, rielyn tak pernah tinggal diluar negeri sebelumnya. Apalagi dinegeri yang sangat jauh dari negeri asalnya seorang diri tanpa keluarga. Meskipun rielyn adalah anak yang sangat mandiri sejak kecil. Ibunya tetap saja terus-terusan menelpon.
“sudahlah bu, aku baik-baik saja. Aku sedang dirumah seorang teman untuk belajar memasak.” Jawab rielyn dengan ibunya diseberang.
“hati-hati kalau pegang pisau, jangan sambil bercanda. Nanti kau terluka.” Kata ibu Rielyn lagi. “ibu tak ada disana. Kalau kau sampai masuk rumah sakit. Tak ada yang bisa menjagamu dengan teliti.” Kata ibu rielyn lagi.
“ya, bu. Aku mengerti. Aku tidak akan masuk rumah sakit.” Jawab rielyn dengan lebih pelan.
“kalau tidur jangan larut malam. Nanti matamu tidak kelihatan segar. Sesudah belajar langsung tidur saja. Jangan terlalu sering berada didepan computer. Oh ya, Ibu sudah mengirimkan lagi beberapa botol vitamin untukmu. Jangan sampai lupa kau minum, disana kau pasti belajar dengan keras.” Kata ibu rielyn lagi panjang lebar.
“tapi, yang disini kan belum habis bu. Kenapa dikirimi lagi.” Kata rielyn.
“agar kau tidak kehabisan.” Jawab ibu rielyn. “sudah dulu, nak ya. Ibu dipanggil adikmu. Apa lagi barangnya yang hilang. Semenjak Kau tak ada, dia jadi semakin malas sekarang. Pusing ibu dengannya. Baik-baik ya. Jaga dirimu. Jangan tidur larut.” Rielyn menarik nafas lega mendengar ibunya sudah akan memutuskan telpon.
“baik bu.” Jawabnya tetap dengan nada yang datar.
Rielyn menutup handphonenya. Dan memasukkannya kedalam kantong dressnya. Saat dia berbalik, hyung joon sudah ada dibelakangnya duduk disebuah bangku coklat muda dibawah pohon. Rielyn berjalan mendekat dan duduk disampingnya.
“ibumu…?” Tanya hyung joon menatap rielyn disampingnya.
“ya. Ibu terkadang memang terlalu berlebihan mengkhawatirkanku. Mungkin karena anak perempuan.” Jawabnya sambil menendang-nendang pelan rumput dengan sandalnya.
“apakah ibumu sangat sering menelponmu?” Tanya hyung joon.
“ya. Hampir setiaphari bahkan. Kalau kau sendiri, pasti tidak begitu sering kan. Kalau anak laki-laki, pasti lebih dipercaya.” Kata rielyn memandang hyung joon yang sedang memandang lurus kedepan.
“ibuku, sudah lama tidak pernah menelpon.” Kata hyung joon datar dan lambat.
“kenapa?” Tanya rielyn.
“dia sudah meninggal sembilan tahun yang lalu.” Jawab hyung joon mengalihkan pandangannya pada rumput dibawah kakinya. Ada keterkejutan dimata rielyn.
“hyung joon….” Kata rielyn pelan. Sadar kalau dia menanyakan hal yang salah.
“tidak apa. Itu sudah lama sekali.” Kata hyung joon sambil tersenyum. Tapi siapapun yang sedang melihat senyumnya saat ini. Pasti mengerti kalau dia sedih. Senyumnya hanya membuat semua ini semakin terdengar berat.
“aku…” kata rielyn.
“kau tak perlu minta maaf. Memang beginilah kebenarannya. Ayahku meninggal saat ibu masih mengandung kibum, adikku, setelah itu ibu seorang diri membesarkan kami. Tak ada siapapun yang membantu. Hanya seorang diri. Ayah dan ibu sudah lama dibuang oleh keluarga mereka karena memutuskan untuk menikah. Setiap malam aku mendengar ibu menangis seorang diri dikamarnya sambil terus menyebut-nyebut nama ayah. Aku masih sangat kecil, jadi tak tahu apa yang harus dilakukan saat itu. Aku tak bisa menghapus airmata ibu. Aku hanya bisa ikut menangis diam-diam didepan pintu kamar ibu. Memanggil-manggil nama ibu dalam hatiku. Aku tak bisa melakukan apapun lagi. Meskipun sudah lama berlalu. Aku seperti masih bisa mendengar suara tangis ibu setiap malam. Meskipun aku menutup telinga atau aku berusaha mencegahnya dengan mendengarkan musik. Terkadang suara itu masih terdengar. ” Hyung joon menarik nafas sebentar. Keras sekali, seakan yang sedang dihisapnya bukanlah udara tapi bongkahan batu.
“jangan menangis. Aku menceritakan ini bukan untuk membuatmu menangis.” Kata hyung joon melihat pada rielyn yang wajahnya tertutup rambut yang tergerai disampingnya.
“aku tidak menangis…” jawab rielyn sambil terus menutup mulutnya dan sembunyi-sembunyi menghapus airmatanya.
“saat aku berusia 10 tahun dan kibum baru 8 tahun, ibu meninggalkan kami berdua. Aku dan kibum tak punya apa-apa. Tak ada satu orang keluarga pun yang mau menerima kami. Rasanya aku ingin menangis keras-keras saja. Aku sedih sekali. Bagaimana mungkin anak sekecil kami harus hidup seorang diri. Aku tidak bisa. Tapi, kibum hanya memegang tanganku terus. Dia tidak meneteskan airmata sedikitpun. Tangannya memang sangat dingin dan keras. Aku tahu dia takut. Tapi, dia tidak pernah bilang apa-apa. Makanya, saat itu, aku putuskan untuk tidak akan menangis didepannya. Dia sangat kuat, sementara aku sangat lemah. Aku tidak mampu menahan perasaan seberat ini.” Hyung joon menghentikan kata-katanya dan memandang lagi kearah rielyn. Tapi, posisi gadis ini masih sama. Wajahnya juga tetap tak terlihat.
“ada sebuah panti asuhan yang mau merawat kami. Disanalah akhirnya kami tinggal. Dimusuhi oleh hampir seluruh anak panti. Setiap malam kami hanya saling memandang dan menangis bersama tanpa suara. Aku menggenggam tangan kibum dan kibum menggenggam tanganku, saat itu kami akan menangis bersama. Ketika kibum dijahati sampai menangis, aku akan memeluknya. Ketika aku dijahati sampai tidak tahan dan menangis, kibum yang akan memelukku. Aku tak punya apa-apa lagi kecuali dia. Baru setelah aku berusia 17 tahun kami boleh keluar dari panti dan menerima harta orangtua kami. Aku dan kibum menjalani kehidupan bersama dan saling membantu. Sampai pada akhirnya aku mengikuti sebuah acara pencarian bakat dan bergabung dengan ss501. Dan sejak saat itu, suara tangis ibu juga sudah tidak pernah terdengar lagi. Mungkin dia sudah tahu kalau kami hidup dengan baik sekarang.” Hyung joon mengangkat wajahnya. Kali ini terlihat senyum hangat. Bukan senyum kaku dan menyedihkan seperti tadi. Senyum yang menyatakan dengan jelas betapa bahagianya dia saat ini.
“saat itulah aku sadar. Kebahagian, sudah dimulai. ”
Hyung jun mengakhiri ceritanya. Tapi, cewek disebelahnya masih sibuk dengan airmatanya sendiri yang tidak bisa berhenti. Hyung jun menggeser duduknya dan mengarahkan pandangan pada orang disebelahnya.
“kau menangis?” tanyanya. Hyung jun mengarahkan jari telunjuknya kedekat mata Rielyn.
“tidak kok.” Jawabnya.
“itu apa?” Tanya lagi. Telunjuknya semakin dekat dengan wajah Rielyn.
“aku hanya sedikit terharu.” Jawab Rielyn menyentuh lagi ujung matanya dengan jari-jarinya agar tak ada airmata tersisa yang bisa dilihat hyung jun.
“aku tak ingin menjual cerita sedih padamu.” Kata hyung jun pelan.
“aku tak menganggapmu seperti itu. Aku tahu semua orang punya kisah sedih, jika kau menceritakannya padaku bukan berarti kau menjual cerita sedih untuk menarik simpati orang lain. Aku….Aku menghargai rasa percayamu. Aku senang bisa tahu perasaanmu.” Jawab Rielyn jujur
“lalu, kenapa menangis…??” Tanya hyung jun lagi.
“ceritamu benar-benar mengharukan, airmataku jadi keluar sendiri. Aku sudah bilang pada diri sendiri untuk jangan menangis tapi tidak bisa.” Jawab Rielyn dengan nada menyalahkan diri sendiri.
“maafkan aku..” kata hyung jun sambil kembali menatap lurus pada rumput-rumput dikebun belakang rumah Hae Na.
“untuk apa?” Tanya rielyn heran.
“hai kalian…..” teriak jung min dari pintu. Memanggil rielyn dan hyung jun. “kalian sedang apa disana. Ayo masuk. Kita akan mulai makan siang.” Kata jung min masih dengan berteriak.
Hyung jun dan rielyn berbalik belakang memperhatikan si pemilik suara berisik itu. Mereka beranjak dari bangku panjang yang terbuat dari kayu. Dan berjalan beriringan mendekati jung min. yang didekati senyum-senyum sendiri tidak jelas.
“kau belum menjawab pertanyaanku. Kau berhutang…” kata rielyn pelan pada hyung jun agar tidak didengar jung min. berita atau pembicaraan pribadi seperti apapun, jangan sampai didengar olehnya. jika itu sampai terjadi, maka semua yang berstatus pribadi akan lenyap seketika. Karena berubah menjadi rahasia public.



“kalian membicarakan apa sih??” Tanya jung min pada hyung jun.
“tidak ada.” Jawab hyung jun asal.
“tapi, kenapa lama sekali?” Tanya jung min tidak puas.
“Aku hanya menunggunya bicara dengan ibunya di telpon.” Jawab hyung jun.
“ayo kita makan.” Rielyn mencoba mengalihkan pembicaraan agar jung min tidak melanjutkan pertanyaannya.
“haaahhh, aku lapar sekali.” Kata hyung jun berlalu menuju ruang makan. Diikuti dengan rielyn dan jung min yang berjalan perlahan.

* * * * * * * * * * * * * * * * *

Semuanya sudah duduk di meja makan. Saeng, adriel, hyun joong, hanya kyu jong dan Hae na saja yang masih ada didapur mengambil beberapa masakan mereka. Jung min dan hyung jun langsung mengambil tempat duduk masing-masing. Hyung jun didekat saeng sementara jungmin didekat hyun joong. Rielyn menuju dapur untuk melihat apakah masih ada yang bisa dibantu.
“apakah ada yang bisa kubantu?” Tanya rielyn pada kyu jong dan hae na yang masing-masing membawa mangkuk besar berisi kimchi buatan mereka tadi.
“tak usah, unnie. Semua sudah siap kok.” Jawab hae na.
“ ya. Kita sudah bisa langsung makan.” Kata kyu jong menambahi.
Mereka bertiga menuju ruang makan yang ada disebelah dapur. Rielyn menuju tempat duduk yang kosong disebelah hyung jun.
“rielyn duduk disini saja.” Kata jung min, menepuk kursi disebelahnya.
Rielyn melangkahkan kakinya menuju kursi disamping jung min. kyu jong mengambil tempat duduk disamping saeng. Sementara hae na disamping hyung jun.








***********************









“aku tidak sabar melihat hasil dari foto-foto tadi.”kata hae na.
“apakah tidak berbahaya jika foto-foto itu masuk ke percetakan?” Tanya Adriel.
“benar juga.” Kata rielyn.
“kami akan mencetaknya sendiri. Saeng bisa beberapa teknik pengeditan foto. Jadi tidak perlu khawatir.” Jawab hyun joong. Tiga cewek dimeja makan mengangguk-angguk tanda mengerti.
“memang sangat bahaya jika sampai terpublikasi. Tapi, karena dicetak sendiri jadi tak masalah.” Kata kyu jong sambil mendekatkan mangkuk besar kimchi pada hyung jun.
“Rielyn, bagaimana cara kau kesekolah?”Tanya hyung jun. yang lain melihat kearah rielyn.
“Adriel yang menyetir jika kami pergi ke sekolah.” Jawab rielyn memandang adriel.
“kau sudah dapat SIM korea?” Tanya hyung jun heran.
“sebenarnya, aku punya SIM internasional.” Jawab adriel.
“hebat sekali. Saeng saja belum punya SIM.” Kata kyu jong.
“terima kasih kyu jong oppa, kau telah membuatku malu.” Kata saeng dengan senyum yang dibuat-buat tanda kesal.
“kau sudah hapal jalanan di seoul ?” Tanya jung min pada adriel.
“belum, sebenarnya kami tidak pernah jalan-jalan. Selama ini, aku hanya menyetir dengan jalur yang sama dari sekolah ke rumah. Dari rumah kesekolah. Hanya itu yang ku hapal.”

Senin, 01 November 2010

Oppa itu........?????

SS501 dibangun dibawah pondasi yang sangat kuat dari lima sosok yang mengagumkan.
Mereka semua berbeda, punya warna masing-masing. Tapi justru karena mereka berlima berbeda. Dari kejauhan terlihat sangat indah seperti rangkaian ‘p-e-l-a-n-g-i’.

Park jung min
Aku mengumpamakan dirinya seperti lem perekat. Membayangkan ss501 tanpa dirinya akan terasa seperti puzzle yang tak pernah sempurna. Jung min selalu menjadi sosok yang menyenangkan dengan caranya sendiri. Melihat wajahnya saja, selalu membuat tersenyum. Tingkahnya yang sangat lucu menjadi pesona tersendiri. Ada yang bilang jung min punya senyum yang sangat tulus. Satu juta persen aku setuju hal itu. Senyumnya sanggup membuat semua orang dengan tanpa sadar, merasa sayang padanya.

Kim hyoon jung
Membaca tulisan-tulisannya yang dibuat khusus untuk fans. Membuatku menarik kesimpulan bahwa hyoon jung adalah orang yang sangat bijaksana. Dia punya karisma yang membuat orang lain menjadi sangat menghargainya. Terlahir sebagai pemimpin, mungkin begitu gambaran tepat tentang dirinya. Kupikir dia terlihat seperti perisai yang siap melindungi siapapun.

Heo young saeng
Dia sosok terunik dengan nama yng sangat unik pula. Nama yang selalu ingin kuucapkan berulang-ulang. Karena terlalu lucu dan menarik. Dia pendiam tapi sangat menyayat. Aku yakin semua orang yang mendengarnya bernyanyi pasti setuju kalau suaranya sangat menyejukkan. Terasa hangat sampai kedalam hati. seakan seluruh keberuntungan dibumi dilukiskan melalui keindahan suaranya. Dia terasa seperti biola. Lembut, sacral, sunyi, tapi benar-benar merdu dan menyayat-nyayat.

Kim kyu jong
Yang satu ini aku dengan mantap menggambarkannya seperti pangeran. Tak ada kuda. Tak ada kereta. Ataupun istana. Yang mampu kutangkap dari sosoknya adalah kesesuaian. Dia selalu mampu menyesuaikan sikap dengan keadaan. Bercanda disaat yang tepat, sopan sesuai keadaan, dan benar-benar terlihat terkontrol. Gambaran sosok pangeran yang sangat tampan, tenang, dan cerdas. Dia tidak pernah menjadi sosok yang paling menonjol. Tapi menjadi yang paling indah. Kira-kira begitulah, aku bisa mengungkapkannya.

Kim hyung joon
Yang satu ini jauh lebih berbeda. Dia menunjukkan kelucuan jung min, memiliki kebijaksanaan hyoon jung, memancarkan kehangatan saeng, dan melukiskan ketampanan kyu jong. Hyung joon tidak pernah menjadi sosok yang sempurna. Tapi dia sangat istimewa. Setidaknya dimataku. Dia adalah langit biru yang selalu siap mengabarkan keindahan pelangi. Karena dia mewakili kebaikan hati.



Ss501 adalah ‘p-e-l-a-n-g-i’., bagiku. Indah, dirindukan, dan tak terjangkau.







Tidak ada cukup waktu bagiku untuk menceritakan mereka berlima. Keberadaan mereka seperti menjadi alasan atas bercampurnya rasa bahagia dan sedih. Menyatu seperti jus pahit yang terasa pada semua aliran darahku.

Sungguh teman, aku tahu kami atau anggap saja aku, tak pernah mengenal mereka secara utuh. Tapi itu tidak cukup menjadi alasan untuk tidak menyukai mereka.

Keputusan Jung Min Oppa

'Kenapa harus berpisah....???'
Pertanyaan itulah yang selalu muncul dalam kepalaku atau kepala banyak orang ang mengenal SS501-oppa, atau khususnya orang-orang yang menyukai dan sayang pada mereka.aku juga tidak tahu apa alasan pasti jung min oppa untuk keluar dari entertaiment mereka sebagai orang pertama. aku mencoba mengerti, tapi tetap tidak bisa. awalnya mendengar berita itu, aku pikir semua bohong, itu hanya berita dari wartawan-wartawan iseng bin kurang kerjaan yang kehabisan berita. ternyata aku slah jung min oppa memasng keluar sebagai orang pertama.
awalnya aku pikir, mengapa manajemen mereka tidak memperpanjang kontrak oppa. tenyata, berusaha untuk bersolo karier adalah keinginan JM oppa secara pribadi. saat itu aku mencoba mengerti. mencoba menempatkan posisi sebgai oppa. meskipun sampai sekarang aku masih belum benar-benar memahami alasan JMoppa, tapi mungkin ini adalah yang terbaik. toh, 5 oppa tersayangku masih berhubungan dengan baik.
orang yang kedua menyusul adalah hyun jung oppa. secara spesial aku memanggilnya 'uncle'. karena dia benar-benar memiliki wibawa. aku sungguh kaget berarti sehubungan dengan keluarnya uncle tidak adalagi seorang leader. ini benar-benar masalah serius. semua fans gempar. sedih.kecewa. mereka merasa seperti tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyatukan 5 oppa kembali. muncullah pemikiran akan dibentuknya ss301. apa. tidak mungkin. semua fans tidak terima. yang mereka inginkan semuanya kembali utuh. kami tidak ingin 3 tapi 5 oppa. oppa-oppa yang sangat baik, perhatian, lucu, bersuara sangat indah. kami ingin mereka. tapi tidak ada yang bisa kulakukan.
tiba-tiba, hyung jun oppa ikut-ikutan keluar. Jun oppa terlihat benar-benar serius, dia bahkan sudah melakukan jumpa fans seorang diri. benar-benar terasa semakin berat. dalam beberapa foto kulihat jun oppa tampak baik-baik saja. kupikir dia bahagia saat itu. baru beberapa waktu berselang saat kulihat lagi foto jun oppa yang paling kusayangi, 'kenapa dia tidak terlihat benar-benar tersenyum...??? kenapa seperti tidak bahagia...???'
baru setelah itu aku sadar, jun oppa memang tidak benar-benar bahagia. tersenyum seorang diri bukanlah dirinya. bukan jun oppa. aku seperti melihat oarng lain yang harus tersenyum padahal sedag menangis kesepian.aku tidak bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana rasanya. benar-benar sedih, ketika mengetahui orang yang kau sayangi harus memaksakan diri untuk tersenyum. aku selalu melihat jun oppa tersenyum dan tertawa bersama oppa sweety( sebutanku untuk JMoppa. tapi sekarang tidak lagi. tidak ada oppa sweety disamping jun oppa. kalian tahu kan kisah tom and jerry versi ss501. aku selalu tertawa sendiri jika mengingat tingkah dua oppa ini.
setelah itu, saeng oppa dan kyujongoppa juga keluar tapi mereka berdua selalu bersama kemana-mana. hehe. nempel kayak perangko. setelah keluar dari manajemen, mereka memutuskan untuk berlibur ke jepang dan amerika. seru sekali. padahal kalau berlima pasti lebih seru. tapi saat itu oppa sweety sedang sibuk dengan peresmian manajemen pribadinya, jun oppa sibuk jumpa fans diluar negri, sementara uncle sibuk syuting drama barunya. saeng dan kyu jong oppa tidak tahu akan kelangsungan nasib mereka. tapi yang paling aku salut dari saeng oppa adalah kata-katanya...
'aku tidak akan berhenti bernyanyi sampai aku mati.'
saeng oppa benar-benar mengharukan.
tapi, kabar baiknya sekarang adalah dalam waktu dekat di awal tahun 2011, oppa tersayang kita akan meluncurkan album baru lagi. horeeeeeee.........
itu membuktikan mereka takkan pernah terpisah. sejauh apapun jarak mereka. mereka dipertemukan oleh takdir. dan kebersamaan atau ss501 adalah takdir mereka sesungguhnya.
sekarang, aku tidak tau apakah aku sedang menderita atau bahagia yang pasti aku sangat merindukan mereka semua. kangen sekali sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata......
*****teman-teman tinggalkan komentar kalian ya..^^