Selasa, 03 Mei 2011

Harmoni Sebuah Kegagalan


Ada yang bilang kegagalan itu pahit. Sebagian dari mereka bilang kegagalan itu menyakitkan. Kebanyakan dari mereka bilang kegagalan itu mengerikan. Hanya sedikit dari kita yang paham, dan lantang berkata kegagalan adalah “kepingan anugerah”.
Ada yang menyambut kegagalan dengan tangisan. Sebagian dari mereka menyambutnya dengan wajah sedih. Kebanyakan dari mereka menyambut dengan kutukan pada diri sendiri. Hanya sedikit dari mereka yang menyambut kegagalan dengan senyuman rasa syukur.
Mereka yang sedikit itu bukannya tak mengerti arti kegagalan. Bukannya tak merasakan pahit, perih, dan sakitnya sebuah kegagalan. Mereka bukannya berpaling seakan tak mau tahu. Mereka yang sedikit itu lebih tahu rasa sakitnya, jauh terpuruk dalam kesedihan, dan lebih keras saat merintih. Dan semua rasa sakit itulah yang mengantarkan mereka menjadi pribadi yang dapat memaknai kegagalan.
Sungguh, teman. Aku tidak sedang mengada-ada. Kegagalan itu memang perih. Tapi, kita memerlukan kegagalan. Agar ada penghargaan atas keberhasilan. Anggaplah kegagalan yang pernah kau terima sebagai sebuah tamparan. Tamparan yang begitu keras. Tetap tegakkan wajahmu, teman. Terima tamparan itu. Rasakan sakitnya. Biarkan rasa sakitnya sampai pada otakmu.
Kegagalan itu harus ada. Agar kau tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kegagalan harus ada. Agar kau tahu beratnya perjuangan. Melelahkannya kerja keras. Kegagalan harus ada. Agar kau tahu manisnya kesuksesan. Indahnya keberhasilan. Agar selanjutnya hanya akan ada airmata kebahagiaan yang menantimu.
Siapa yang tidak pernah merasakan kegagalan? Siapa yang selalu bahagia seumur hidupnya? Siapa yang tak tahu menyesakkannya tangis kegagalan?
Semua orang pernah merasakan kegagalan. Tapi, hanya sedikit dari mereka yang bisa merasakan ‘Harmoni Sebuah Kegagalan’. Terima saja. Percayalah bahwa pepatah yang mengatakan ‘kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda’ itu benar. Kalimat itu benar. Benar, teman. Sejauh kau mau percaya. Tak ada yang salah dengan kegagalan. Resapi saja. Kita belajar dari sebuah kegagalan.
Karena hanya mereka yang bisa memaknai kegagalanlah yang akan menjadi pemenang dikemudian hari. Kita pernah jatuh. Maka, bangkit. Bangkit. Jangan terpuruk dalam kegagalanmu. Selama masih ada waktu maka kegagalan akan kita ubah jadi kesuksesan.
Percayalah, teman. Ini hanya masalah. Bagaimana kau mau mengerti.  Apa yang ingin kau dapatkan dari sebuah kegagalan. Sesungguhnya ketika kita bisa bersyukur dan memaknai kegagalan, pada saat itulah batu pertama kesuksesan besar kita dimulai.
Jangan menyerah, Teman. Jangan menangis. Jangan bersedih.
Kembalilah tersenyum. Hadapi semuanya. Jadikan dirimu pemenang. Hanya orang-orang yang berani menghadapi dan menerima kegagalan yang akan memenangkan dunia ini. Kitalah calon pemenang dimasa depan.  Ingat, Teman. Tetaplah menjadi pemenang dengan cara yang benar.
Ketika kau telah menjadi pribadi yang mengerti arti kegagalan. Ketika kau berubah menjadi pemenang dengan cara yang benar. Saat itu, kau akan mendengar siapa yang akan tetap menangis atau tertawa bahagia. Kau akan tahu siapa yang akan jadi pecundang atau ksatria.
Hari indah dimasa depan, hanya akan diisi oleh generasi yang pernah merasakan kegagalan, mengerti bagaimana pahitnya kegagalan, kemudian menghargainya, dan bangkit dari kegagalan.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari sebuah kegagalan. Percayalah padaku. Tak apa ada kegagalan diawal. Tak apa terjatuh diawal. Agar kita bisa memahami kondisi, untuk selanjutnya menjadi pemenang.
Tetaplah berjuang. Agar kegagalan yang kau terima tak pernah sia-sia. Jangan jadikan semuanya sia-sia.
Untukmu, teman-teman tercinta. Semua teman yang pernah merasakan pahit, perih, dan sakitnya sebuah kegagalan. Ada pesan untuk kalian.

Terimalah kegagalan itu,
Rasakan,
Dan BANGKITLAH!!

Teruntuk Mereka Sang Pemenang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar